FruityLogic - Digital Agency
Table of Content

    Strategi SEO B2C: Cara Menjangkau Konsumen Lewat Google

    Ilustrasi strategi SEO B2C.

    Saat ini, kebiasaan konsumen dalam mencari produk atau layanan sudah berubah drastis. Inilah pentingnya strategi SEO B2C (Business-to-Consumer) agar brand atau toko online kamu bisa muncul di halaman pertama Google, sehingga akan mudah ditemukan pengguna.

    Mengapa? Karena sebelum membeli sesuatu, konsumen akan lebih dulu mencari di Google, membandingkan beberapa pilihan, lalu memutuskan mana yang paling menarik dan terpercaya. Memangnya, apa itu strategi SEO B2C?

    Artikel ini membahas bagaimana cara memahami target konsumen dan search intent, cara memilih keyword yang efektif, jenis konten, cara optimasi SEO, dan cara mengevaluasi performa website. Baca artikel ini untuk mengetahui selengkapnya!

    Ap itu strategi SEO B2C?

    SEO B2C (Business-to-Consumer) adalah strategi optimasi website agar mudah ditemukan oleh konsumen lewat mesin pencari seperti Google. Berbeda dengan strategi SEO B2B (Business-to-Business) yang menyasar bisnis lain, SEO B2C berfokus pada konsumen individu.

    Tujuan SEO B2C adalah untuk meningkatkan trafik organik yang relevan, memperkenalkan produk atau layanan, dan tentunya meningkatkan penjualan.

    Strategi SEO B2C ini sangat penting karena mayoritas konsumen saat ini memulai perjalanan belanja mereka dengan pencarian online.

    Jika website atau toko online kamu tidak muncul di hasil pencarian, besar kemungkinan mereka akan memilih kompetitormu. SEO bukan hanya tentang ranking, tetapi juga menjangkau calon pembeli tepat saat mereka sedang butuh.

    Memahami target konsumen dan search intent

    Nah, langkah pertama dalam strategi SEO B2C adalah memahami siapa target konsumenmu. Apakah pelajar, pekerja kantoran, ibu rumah tangga, atau pebisnis muda? Memahami hal ini sangat penting karena setiap konsumen memiliki kebutuhan, bahasa, dan kebiasaan pencarian yang berbeda.

    Selain itu, kamu juga harus memahami search intent atau maksud di balik pencarian mereka. Dalam SEO, ada 4 jenis search intent, yaitu sebagai berikut:

    1. Informational intent: Pengguna ingin mencari informasi atau pengetahuan tentang sesuatu. Misalnya, “cara memilih skincare yang tepat”.

    2. Transactional intent: Pengguna sudah punya niat untuk membeli atau mencari produk spesifik. Misalnya, “sunscreen untuk kulit berminyak”.

    3. Navigational intent: Pengguna ingin menuju ke website atau platform tertentu. Misalnya, “shopee skintific”.

    4. Commercial intent: Pengguna ingin membandingkan, melihat review, atau mencari rekomendasi sebelum memutuskan untuk membeli. Misalnya, “review serum skintific” atau “serum skintific vs avoskin”.

    Dengan memahami search intent, kamu bisa membuat konten yang tepat untuk setiap tahap pencarian konsumen, mulai dari brand awareness hingga conversion rate.

    Cara memilih keyword yang efektif

    Setelah memahami target konsumen dan search intent, selanjutnya adalah meriset dan memilih keyword yang tepat dan efektif. Riset keyword akan membantu kamu menjangkau konsumen yang sedang mencari produk atau layanan yang kamu tawarkan.

    Nah, untuk strategi SEO B2C, kamu sebaiknya fokus pada long tail keyword yang biasanya punya intent lebih kuat. Misalnya, untuk keyword “sepatu lari murah wanita di bawah 1 juta”, target konsumennya lebih jelas, yaitu wanita yang punya budget di bawah 1 juta.

    Selain itu, kamu juga bisa menggabungkan keyword dengan lokasi jika kamu memiliki toko offline. Misalnya, “toko sepatu murah di Surabaya” yang juga sudah jelas target konsumennya, yaitu konsumen di Surabaya.

    Saat meriset keyword, perhatikan volume pencarian. Pilihlah kata kunci yang volume pencariannya rendah hingga medium, tetapi memiliki potensi yang tinggi.

    Nah, untuk riset keyword, kamu bisa menggunakan berbagai tools, mulai dari yang gratis hingga berbayar, seperti Google Suggest, Google Trends, Ubersuggest, SEMrush, dan Ahrefs.

    Jenis konten untuk strategi SEO B2C

    Setelah memilih keyword yang cocok, saatnya untuk membuat konten. Untuk strategi SEO B2C, pastikan kontenmu menarik, informatif, dan persuasif, agar pengunjung betah membaca kontenmu dan bertahan lama di blogmu.

    Berikut beberapa jenis konten yang cocok untuk website B2C:

    1. Blog: Kamu bisa membuat konten berupa edukasi, tips, listicle, untuk mengenalkan produk atau layanan kepada calon konsumen.

    2. Review dan testimoni: Kamu juga bisa membuat konten berupa ulasan tentang produk atau layanan yang kamu tawarkan. Konsumen biasanya akan lebih yakin untuk membeli produk setelah melihat ulasan dan testimoni.

    3. Panduan atau tutorial: Kamu juga bisa membuat konten berupa panduan atau tutorial belanja berdasarkan kategori, harga, atau kebutuhan.

    4. Video: Selain konten artikel, kamu juga bisa menambahkan video singkat atau infografik agar lebih mudah dipahami.

    Konsumen B2C sering kali impulsif. Jadi, visual menarik dan CTA (call-to-action) yang jelas bisa sangat efektif untuk mendorong konsumen untuk melakukan tindakan.

    Optimasi SEO blog dan konten

    Setelah membuat konten, selanjutnya adalah memahami cara optimasi SEO blog karena konten yang menarik saja tidak cukup. Sebagus apa pun kontenmu, kalau tidak SEO-friendly, maka akan sulit ditemukan oleh calon konsumen.

    Untuk strategi SEO B2C, pastikan kamu harus melakukan optimasi konten dan website, mulai dari on-page, off-page, dan teknikal. Berikut beberapa hal yang harus kamu perhatikan:

    1. Optimasi SEO on-page: Perhatikan meta title, meta description, struktur heading, alternative text pada gambar, URL atau slug. Pastikan kamu memasukkan keyword di bagian-bagian tersebut. Jangan lupa juga untuk memasukkan internal dan external link.

    2. Optimasi SEO off-page: Mulailah lakukan link building agar otoritas dan kredibilitas website semakin tinggi. Dengan begitu, calon konsumen akan semakin yakin untuk membeli produk atau layanan yang kamu tawarkan.

    3. Optimasi SEO teknikal: Selain itu, perhatikan hal-hal teknis, seperti kecepatan loading halaman di blogmu dan apakah website kamu sudah mobile-friendly. Gunakan schema markup dan breadcrumb untuk membantu Google memahami struktur website dan blogmu.

    Analisis dan evaluasi performa SEO B2C

    Setelah mengotimasi konten dan website, rutinlah untuk memantau dan mengevaluasi performanya. SEO bukan pekerjaan sekali jadi, tetapi berkelanjutan.

    Jadi, perlu analisis dan evaluasi rutin untuk mengetahui strategi yang tepat dan benar-benar efektif. Kamu bisa menggunakan tools yang dapat membantu kamu untuk menganalisis performa konten dan website, seperti:

    1. Google Search Console untuk melihat keyword yang mendatangkan trafik, memantau performa artikel, dan mengecek eror indeks atau masalah teknikal lainnya.

    2. Google Analytics untuk mengecek jumlah pengunjung, durasi kunjungan, halaman yang paling banyak dikunjungi, dan sumber trafik.

    3. SEMrush dan Ahrefs untuk memantau backlink dan posisi artikelmu di SERP Google.

    Dari data-data yang kamu kumpulkan, kamu bisa bisa menentukan apakah perlu mengubah keyword, memperbaiki halaman website, atau mengganti format konten.

    Nah, itulah penjelasan tentang apa itu strategi SEO B2C. Strategi ini akan sangat membantu kamu untuk menjangkau konsumen secara organik. Daripada iklan berbayar, SEO punya efek jangka panjang dan bisa membangun brand awareness secara konsisten.

    Namun, untuk berhasil, kamu harus memahami target konsumen, search intent, cara memilih keyword yang tepat, dan jenis konten yang sesuai. Setelah itu, jangan lupa untuk optimasi website dan kontenmu, mulai dari on-page, off-page, hingga teknikal.

    Terakhir, jangan lupa untuk rutin memantau, menganalisis, dan mengevaluasi performa website dan kontenmu di Google. Ayo mulai lakukan strategi SEO B2C dan jangkau lebih banyak konsumen!

    RELATED POST

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *