Dalam marketing campaign, Call to Action (CTA) punya peran yang sangat penting. Tanpa CTA, campaign Anda ibarat masakan tanpa garam, terasa hambar.
Call to Action adalah kalimat ajakan yang bisa menggerakkan audiens untuk melakukan sesuatu setelah melihat iklan Anda. Tanpa CTA, audiens sering kali bingung, “Setelah lihat iklan ini, saya harus ngapain ya?”.
Karena itu, Anda perlu menyertakan Call to Action dalam setiap marketing campaign. Tidak hanya untuk iklan berbayar dan landing page, Call to Action juga penting untuk kampanye organik.
Baik itu artikel di website, konten carousel media sosial, bahkan video TikTok, semuanya butuh CTA di bagian akhir. Intinya, apa pun materi pemasaran yang Anda buat, pastikan ada CTA yang mengajak audiens melakukan langkah selanjutnya.
Seberapa paham Anda tentang call to action? Apakah Anda baru sekadar tahu artinya, atau pernah coba menggunakannya tapi belum berhasil?
Tenang, artikel FruityLOGIC kali ini akan membahas tuntas tentang CTA. Kami juga akan berbagi tips membuat CTA yang menarik dan cara mengoptimalkannya agar campaign Anda menghasilkan konversi yang oke. Yuk, simak sampai habis!
Pengertian dan Fungsi CTA
Kita mulai dari pengertian CTA, serta tujuan dan manfaatnya dalam iklan Anda.
Definisi Call to Action
CTA adalah kalimat yang mengajak audiens melakukan sesuatu sesuai keinginan Anda setelah mereka melihat marketing campaign (kampanye pemasaran).
Ajakan ini tidak selalu soal transaksi. Anda bisa menggunakan CTA untuk mengajak audiens berlangganan newsletter, mengunduh aplikasi, atau mem-follow akun media sosial.
Neil Patel, pemilik keyword research tool Ubersuggest dan seorang ahli digital marketing, punya pandangan menarik tentang CTA.
Menurutnya, call to action adalah cara untuk meminta audiens marketing campaign Anda melakukan hal spesifik secara langsung. Dengan kata lain, Anda memberi tahu mereka langkah apa yang harus diambil selanjutnya.
CTA tidak harus berupa teks, bisa juga tombol atau gambar yang eye-catching di antara elemen marketing lainnya.
Kuncinya adalah menambahkan pesan yang singkat, jelas, dan langsung mengarahkan audiens. Hindari kalimat yang bertele-tele atau ambigu. Pastikan CTA Anda mudah dipahami dalam sekali baca.
Singkatnya, CTA itu strategi untuk mengubah minat audiens saat melihat marketing campaign Anda menjadi aksi nyata. Dari yang semula hanya melihat-lihat, menjadi melakukan tindakan yang menguntungkan bisnis Anda.
Tujuan Penggunaan CTA
Penggunaan CTA tidak hanya sebagai pemanis dalam sebuah iklan atau konten. Lebih dari itu, ada beberapa tujuan yang mendukung strategi pemasaran Anda, yaitu:
1. Meningkatkan Konversi
Ini dia tujuan utama CTA, yaitu menghasilkan konversi. Konversi yang dimaksud bisa berupa pembelian produk, pendaftaran akun, berlangganan newsletter, atau tindakan lain yang Anda harapkan dari audiens.
CTA yang menarik bisa mengubah audiens iklan, media sosial, atau website menjadi pelanggan atau subscriber. CTA simpel seperti ‘Tambahkan ke Keranjang’ pun bertujuan meningkatkan konversi, dari yang tadinya cuma audiens di website e-commerce menjadi pembeli produk.
Dengan memberikan arahan yang jelas, audiens akan lebih terdorong untuk melakukan tindakan yang Anda inginkan.
2. Memudahkan Audiens dalam Mengambil Keputusan
Kadang, audiens bingung saat membaca marketing campaign Anda. Mereka mungkin tertarik dengan produk atau layanan yang ditawarkan, tetapi tidak tahu harus berbuat apa.
Ini terjadi seringkali karena tidak adanya CTA di dalamnya. Di sinilah CTA berperan, mengarahkan audiens dalam mengambil keputusan pembelian.
CTA memberikan panduan yang jelas dan menghilangkan keraguan, sehingga audiens lebih yakin untuk melangkah ke tahap selanjutnya.
3. Tolak Ukur Efektivitas Marketing Campaign
CTA juga bisa jadi indikator performa campaign Anda. Dari CTA, Anda bisa melihat tingkat respons seperti jumlah klik (click-through rate) atau jumlah konversi. Data ini bisa memberikan insight tentang keberhasilan strategi pemasaran Anda.
Misalnya, jika CTR tinggi, berarti CTA Anda menarik perhatian. Namun, jika konversinya rendah, mungkin ada yang perlu dievaluasi dari landing page atau proses setelah klik CTA tersebut. Dengan memantau performa CTA, Anda bisa terus menyempurnakan strategi pemasaran Anda.
Manfaat CTA untuk Bisnis
Selain tujuan-tujuan tadi, CTA juga memberikan manfaat untuk bisnis Anda, antara lain:
1. Meningkatkan Engagement dengan Audiens
Manfaat ini terasa saat Anda menggunakan CTA di content marketing. CTA bisa dipakai untuk mengajak audiens berinteraksi dengan unggahan media sosial, seperti berkomentar, menyukai, atau membagikan konten.
Engagement yang tinggi menunjukkan bahwa audiens tertarik dengan konten Anda dan ingin terlibat lebih jauh.
Engagement pun naik, dan audiens jadi lebih dekat dengan bisnis Anda. Semakin sering mereka berinteraksi, semakin kuat pula brand awareness dan brand loyalty yang terbangun.
2. Mempercepat Proses Konversi
CTA yang menarik bisa menciptakan kesan urgent, sehingga audiens terdorong untuk segera konversi. Mereka tidak akan ragu atau bingung saat mengambil keputusan pembelian atau subscribe, karena CTA Anda efektif memengaruhi mereka.
Misalnya, CTA ‘Beli Sekarang Sebelum Diskonnya Habis’ bisa membuat audiens lebih mantap untuk konversi.
Kalimat tersebut memberikan dorongan kuat dan alasan untuk bertindak cepat, sebelum kesempatan hilang.
3. Meningkatkan ROI Marketing
Return on Investment pemasaran Anda akan meningkat jika CTA yang dipasang tepat sasaran. Setiap aksi audiens berdasarkan CTA bisa menjadi tolok ukur keberhasilan strategi pemasaran Anda.
Jika banyak audiens yang melakukan tindakan sesuai CTA, berarti campaign Anda efektif dan memberikan hasil yang sepadan dengan biaya yang dikeluarkan.
Dengan kata lain, CTA yang baik membantu Anda mendapatkan hasil maksimal dari setiap campaign.
Cara Membuat CTA yang Menarik
Supaya bisa merasakan manfaat-manfaat tadi, Anda harus membuat CTA yang efektif. Membuat CTA yang menarik perlu memperhatikan desain visual dan penempatannya agar mencolok serta mudah ditemukan audiens. Berikut tiga panduan membuat CTA yang menarik:
1. Pemilihan Kata yang Tepat
Kunci utama call to action yang berhasil adalah pemilihan kata. Jangan gunakan kalimat yang terlalu panjang, tapi gunakan kata-kata yang singkat dan spesifik.
Kata kerja aktif seperti ‘Mulai’, ‘Beli’, atau ‘Unduh’ lebih disarankan karena memberi dorongan langsung kepada audiens. Kata kerja aktif menciptakan kesan tindakan yang harus segera dilakukan.
Selain itu, tonjolkan manfaat yang akan didapat audiens. Contohnya, gunakan “Dapatkan Diskon 20% Sebelum Berakhir Malam Ini” daripada “Diskon 20%”.
Kalimat pertama lebih spesifik dan memberikan informasi yang lebih jelas tentang keuntungan yang bisa didapat.
Sesuaikan juga CTA dengan target audiens. Untuk pebisnis, gunakan gaya profesional seperti ‘Konsultasi Gratis untuk Bisnis Anda’.
Untuk audiens umum, frasa ‘Coba Gratis Hari Ini’ lebih cocok dan mudah diterima. Pemilihan bahasa yang sesuai dengan target audiens akan membuat CTA lebih relevan dan efektif.
Ciptakan juga rasa urgensi dalam CTA, misalnya ‘Hanya Hari Ini’ atau ‘Penawaran Terbatas’. Seperti yang sudah dibahas, rasa urgensi bisa mendorong audiens untuk segera bertindak.
Dengan menambahkan elemen urgensi, Anda menciptakan kesan bahwa kesempatan tersebut terbatas dan tidak boleh dilewatkan.
2. Desain Visual CTA
Setelah merangkai kata, pikirkan aspek visual CTA. Desain yang oke akan membuat audiens fokus pada CTA Anda.
Selain itu, desain visual yang mencolok juga meningkatkan kemungkinan audiens merespons CTA Anda. Desain visual yang menarik dapat menjadi pembeda antara CTA yang diabaikan dan yang diklik.
Tipsnya, gunakan warna yang kontras dengan warna background marketing campaign Anda. Warna kontras akan lebih cepat menarik perhatian.
Contoh, gunakan tombol merah, hijau, atau biru terang di landing page berlatar putih. Warna-warna cerah ini akan langsung menarik mata audiens ke tombol CTA Anda.
Selain warna, perhatikan juga ukurannya. CTA harus terlihat jelas, tapi jangan sampai mendominasi. Pastikan teksnya mudah dibaca dengan font yang simpel.
Hindari font yang terlalu rumit atau kecil karena bisa mengganggu. Pastikan ukuran tombol proporsional dengan elemen lain di halaman tersebut.
Anda bisa menambahkan ikon, seperti panah atau jam pasir, secukupnya untuk mempertegas pesan. Ikon yang relevan dapat membantu memperjelas tindakan yang diharapkan dari audiens.
3. Penempatan yang Strategis
Setelah mendesain CTA, saatnya menempatkan di lokasi yang strategis agar mudah dilihat audiens. Ada beberapa opsi penempatan CTA:
a. Above the Fold
Letakkan CTA di bagian atas halaman agar audiens bisa melihat tanpa harus scroll. Posisi ini cocok untuk Anda yang ingin mendapat respons cepat, seperti pendaftaran atau pembelian.
Dengan menempatkan CTA di bagian atas, Anda memastikan bahwa audiens langsung melihat ajakan Anda begitu mereka membuka halaman tersebut. Ini sangat penting untuk halaman yang bertujuan untuk konversi langsung.
b. Bagian Tengah
Tempatkan CTA di tengah artikel atau konten. Pastikan CTA-nya relevan dengan informasi yang sedang dibahas.
Misalnya, di tengah artikel tips bisnis, tambahkan CTA ‘Konsultasi Gratis untuk Strategi Bisnis Anda’.
Penempatan di tengah konten memungkinkan audiens untuk melihat CTA saat mereka sedang terlibat dengan konten Anda. Pastikan CTA tersebut tidak mengganggu alur membaca, tetapi tetap terlihat jelas.
c. Bagian Akhir
Taruh CTA di bawah halaman. Opsi ini dipakai jika Anda ingin audiens memahami produk atau bisnis Anda terlebih dahulu.
Contoh, di akhir artikel, tambahkan ‘Klik di Sini untuk Memulai’ untuk mengarahkan audiens ke langkah selanjutnya.
Menempatkan CTA di akhir konten memberikan kesempatan kepada audiens untuk mencerna informasi sebelum Anda meminta mereka untuk bertindak.
d. Sidebar atau Pop-Up
Sidebar atau pop-up CTA bisa menarik perhatian tanpa mengganggu pengalaman audiens. Atur pop-up agar muncul di waktu yang pas, misalnya saat audiens sudah scroll 50% halaman.
Pop-up yang muncul di saat yang tepat, seperti setelah beberapa detik audiens berada di halaman atau ketika mereka hendak meninggalkan halaman, dapat sangat efektif.
Pastikan desain pop-up menarik dan pesannya jelas. Untuk sidebar, pastikan CTA tetap terlihat saat audiens menggulir halaman.
Jenis CTA Berdasarkan Tujuan
Ini yang jarang dibahas marketer: gunakan CTA sesuai tujuan campaign. Misalnya, CTA untuk lead generation tentu beda dengan CTA penjualan. Begitu pula CTA content marketing media sosial, beda dengan CTA transaksi.
Yuk, kita bahas jenis-jenis CTA berdasarkan tujuannya!
1. CTA untuk Penjualan (E-Commerce)
CTA penjualan didesain untuk mendorong audiens menyelesaikan transaksi. Gunakan di website e-commerce agar audiens bisa langsung belanja.
Anda juga bisa menambahkan unsur urgensi agar pengunjung makin tertarik beli. CTA ini harus langsung mengarahkan audiens ke proses pembelian dan meminimalisir langkah-langkah yang tidak perlu.
Contoh e-commerce call-to-action:
- Tambahkan ke Keranjang
- Beli Sekarang
- Diskon Terbatas Sampai 23.59
Cara pakainya, tambahkan CTA ini di dekat deskripsi produk atau gambar. Penempatan yang strategis ini akan memudahkan audiens untuk langsung bertindak setelah melihat produk.
Anda juga bisa menambahkan info ‘Gratis Ongkir’ atau ‘Garansi Uang Kembali’ agar audiens makin percaya.
Informasi tambahan ini bisa menjadi faktor penentu yang mendorong audiens untuk menyelesaikan pembelian.
2. CTA untuk Lead Generation
Tujuan utama CTA ini mengumpulkan info calon pelanggan potensial, seperti nama, alamat email, atau nomor HP.
Ini berguna untuk membangun hubungan jangka panjang via email marketing, retargeting campaign, atau menawarkan promo khusus (special offer). Informasi yang didapat akan menjadi modal awal untuk pendekatan yang lebih personal dan terarah.
Untuk lead generation, contoh yang bisa Anda gunakan:
- Daftar untuk Mendapatkan Penawaran Eksklusif
- Isi Formulir untuk Konsultasi Gratis
- Gabung Newsletter Kami
Idealnya, lengkapi CTA ini dengan formulir data pelanggan. Buat formulirnya singkat agar audiens tertarik mengisi.
Formulir yang terlalu panjang dan rumit bisa membuat audiens enggan untuk melengkapinya. Berikan juga imbalan, seperti ebook gratis atau kupon, untuk meningkatkan daya tarik campaign Anda.
Insentif ini akan membuat audiens merasa mendapatkan nilai tambah dari memberikan informasi mereka.
3. CTA untuk Content Marketing
Content marketing juga perlu CTA khusus. Tujuannya agar audiens tetap menyimak konten Anda, baik artikel website atau video YouTube. CTA ini harus mampu mempertahankan minat audiens dan membuat mereka terus mengikuti konten yang Anda sajikan.
Contoh CTA untuk content marketing:
- Baca Selengkapnya
- Tonton Videonya sampai Selesai
Terapkan CTA ini di bawah artikel atau di sela paragraf yang sesuai. Penempatan yang tepat akan menjaga alur audiens dalam menikmati konten. Pastikan konten yang ditawarkan bermanfaat untuk audiens.
Konten yang memberikan value akan membuat audiens merasa mendapatkan sesuatu yang berharga dan mendorong mereka untuk terus mengikuti konten Anda.
4. CTA untuk Social Engagement
Sedikit beda dengan content marketing, CTA social engagement lebih cocok untuk konten media sosial. Saat membuat konten, masukkan CTA yang mengajak interaksi, seperti like, komentar, atau share. Interaksi ini penting untuk meningkatkan jangkauan dan visibilitas konten Anda di media sosial.
Menambahkan CTA di unggahan media sosial organik itu sah-sah saja. Ini bisa meningkatkan visibilitas lewat algoritma media sosial. Algoritma media sosial cenderung memprioritaskan konten dengan engagement tinggi.
Anda juga bisa membangun komunitas yang aktif dengan social engagement lewat CTA. Komunitas yang aktif dan terlibat akan membantu memperkuat brand Anda di media sosial.
Contoh CTA untuk social engagement:
- Share postingan ini!
- Follow kami untuk info menarik!
- Tag teman Anda!
Cara pakainya mudah, cukup taruh CTA di akhir unggahan. Gunakan gaya bahasa yang santai, sesuai brand voice media sosial Anda. Pastikan ajakan Anda jelas dan tidak membingungkan.
Misalnya, jika Anda ingin audiens membagikan postingan, gunakan kalimat yang langsung dan spesifik seperti “Share postingan ini agar lebih banyak orang tahu!”.
5. CTA untuk Email Marketing
Terakhir, ada CTA untuk email marketing. Tujuannya, mendorong audiens melakukan aksi sesuai tujuan marketing Anda. Email yang ada CTA-nya bisa meningkatkan klik dan konversi.
Audiens juga jadi tahu harus melakukan apa saat menerima email promosi. CTA dalam email harus dirancang agar audiens segera mengambil tindakan setelah membaca email tersebut.
Contoh CTA email marketing:
- Klik untuk Penawaran Eksklusif
- Konfirmasi Email Anda
- Dapatkan Promo Hari Ini
Saat implementasi, gunakan tombol dengan warnanya mencolok agar terlihat jelas di dalam email. Tombol yang mencolok akan langsung menarik perhatian audiens.
Pastikan pesan CTA-nya sesuai dengan subjek email Anda agar tidak terjadi kesalahpahaman atau kebingungan. Subjek email dan CTA harus saling mendukung untuk menciptakan pesan yang konsisten dan kuat.
Tips Optimasi dan Pengujian CTA
Call-to-action (CTA) yang sudah dibuat perlu dioptimasi dan diuji berkala agar performanya maksimal. Berikut tiga tips optimasi CTA:
1. Metode A/B Testing
Anda pasti sering dengar A/B testing. Teknik ini membandingkan dua atau lebih versi CTA, lalu dipilih yang performanya paling oke.
Tujuannya, menemukan kombinasi elemen yang paling menarik dan mendorong audiens bertindak. Dengan A/B testing, Anda bisa mengetahui versi CTA mana yang paling efektif berdasarkan data, bukan hanya asumsi.
Yang Bisa Dicoba
- Teks CTA: Bandingkan frasa, misal ‘Beli Sekarang’ vs ‘Tambahkan ke Keranjang’. Beberapa audiens mungkin lebih merespons ajakan yang langsung, sementara yang lain lebih suka ajakan yang tidak terlalu memaksa.
- Warna: Coba berbagai warna, mana yang paling menarik perhatian. Misal, tombol merah vs hijau (hasil bisa beda-beda tiap audiens). Warna dapat memengaruhi emosi dan persepsi audiens terhadap CTA Anda.
- Ukuran & Bentuk Tombol: Apakah tombol bulat, kotak, atau dengan ikon lebih efektif? Ukuran dan bentuk tombol dapat memengaruhi seberapa mudah audiens melihat dan mengeklik CTA.
- Lokasi CTA: Bandingkan performa CTA di atas (above-the-fold), tengah, atau akhir halaman. Penempatan yang berbeda dapat memberikan hasil yang berbeda tergantung pada perilaku audiens di halaman tersebut.
Tips A/B Testing
- Uji satu elemen dalam satu waktu agar tahu perubahan mana yang berpengaruh. Menguji beberapa elemen sekaligus akan menyulitkan Anda untuk mengetahui faktor mana yang memberikan dampak.
- Pakai tools seperti Google Optimize, Optimizely, atau VWO. Alat-alat ini akan membantu Anda mengatur dan melacak hasil pengujian dengan lebih mudah dan akurat.
- Jalankan tes dalam waktu yang cukup untuk mendapat data yang valid. Jangan terburu-buru mengambil kesimpulan. Pastikan Anda memiliki data yang cukup banyak dan signifikan secara statistik sebelum memutuskan versi CTA mana yang lebih baik.
2. Analisis Performa CTA
Setelah CTA tayang, pantau performanya dengan tools analytics. Ini penting untuk tahu apakah CTA-nya mencapai target. Dengan menganalisis performa, Anda bisa mengetahui apa yang berhasil dan apa yang perlu diperbaiki.
Cara Memantau
- Click-Through Rate (CTR): Berapa banyak yang klik CTA dibanding yang melihat. CTR yang tinggi menunjukkan bahwa CTA Anda menarik dan relevan bagi audiens.
- Rasio Konversi: Berapa yang beraksi (beli, daftar, dll.) setelah klik CTA. Rasio konversi yang tinggi menunjukkan bahwa CTA Anda efektif dalam mendorong audiens untuk mengambil tindakan yang diinginkan.
- **Bounce Rate: **Jika landing page punya bounce rate tinggi, mungkin ada yang salah dengan CTA atau landing page-nya. Bounce rate yang tinggi bisa mengindikasikan bahwa audiens tidak menemukan apa yang mereka harapkan setelah mengeklik CTA.
- Heatmap Tracking: Pakai tools seperti Hotjar untuk melihat interaksi user di halaman dan apakah mereka melihat CTA Anda. Heatmap akan memberikan gambaran visual tentang bagian mana dari halaman yang paling sering dilihat dan diinteraksi oleh audiens.
Tips Analisis
- Pastikan tujuan campaign jelas, misal: naikkan klik, pendaftaran, atau penjualan. Tujuan yang jelas akan memudahkan Anda dalam mengukur keberhasilan CTA.
- Gunakan analytic tools seperti Google Analytics, HubSpot, atau Adobe Analytics. Alat-alat ini dapat memberikan data yang detail dan insight yang mendalam tentang performa CTA Anda.
- Bandingkan performa CTA di berbagai channel (email, website, medsos) untuk tahu yang paling efektif. Setiap channel memiliki karakteristik audiens yang berbeda, sehingga performa CTA bisa bervariasi.
3. Penyesuaian Berdasarkan Data
Data yang didapat harus dipakai untuk menyesuaikan CTA. Ubah berdasarkan data agar CTA selalu relevan dan menarik. Dengan melakukan penyesuaian secara berkala, Anda dapat terus meningkatkan efektivitas CTA Anda seiring waktu.
Langkah Penyesuaian
- Ganti Teks CTA: Jika klik rendah, coba teks yang lebih persuasif atau jelaskan manfaatnya, misal ganti ‘Klik di Sini’ dengan ‘Dapatkan Penawaran Sekarang’. Teks yang lebih menarik dan relevan dapat meningkatkan CTR.
- Revisi Desain: Jika CTA terlihat tapi tidak diklik, coba ubah warna, font, atau ukuran tombol. Desain yang lebih mencolok dan menarik dapat meningkatkan klik.
- Ubah Letak CTA: Jika performa kurang, pindahkan ke lokasi yang lebih strategis, seperti above the fold atau tengah konten. Penempatan yang lebih baik dapat meningkatkan visibilitas dan klik.
- Tambahkan Urgensi: Jika konversi rendah, beri elemen urgensi seperti ‘Hanya Hari Ini!’ atau ‘Promo Terbatas!’. Elemen urgensi dapat mendorong audiens untuk segera bertindak dan meningkatkan konversi.