FruityLOGIC

Table of Content

    12 Tips Ampuh Cara Membuat Konten yang Menarik

    high angle woman working at desk

    Siapa yang masih berpikir kalau content creation hanya berlaku di media sosial?

    Jangan salah, content creation ternyata diperlukan dalam seluruh saluran pemasaran, bukan hanya media sosial.

    Marketing channel seperti website blog, podcast, bahkan video ternyata perlu strategi content marketing.

    Bahkan pemasaran tradisional di televisi atau majalah pun tetap menggunakan konten sebagai senjata utamanya.

    Expert marketing Rebecca Lieb pernah menulis di bukunya kalau “content is the atomic part of digital marketing”.

    Dalam ilmu kimia, atom merupakan bagian terkecil dari setiap benda yang kita temukan, termasuk diri sendiri.

    Walaupun kecil, atom saling berkumpul sehingga membentuk elemen yang lebih besar, yang akhirnya menjadi barang yang sering kita lihat atau rasakan.

    Begitu pula di dunia marketing, konten merupakan fondasi dari digital marketing, baik itu website, media sosial, atau channel YouTube.

    Hari ini Anda membuat satu konten, kemudian melanjutkannya pada hari berikutnya. Tanpa disadari, seluruh konten tersebut berkumpul menjadi brand identity Anda di media sosial.

    Nah, konten yang Anda buat di media sosial, video, atau website tentu harus dibuat semenarik mungkin. Mengapa?

    Selain untuk menjangkau audiens, konten juga merupakan image atau citra yang ingin Anda tunjukkan di dunia maya.

    Lantas, bagaimana cara membuat konten yang menarik? Yuk, lihat tips ampuhnya di bawah ini!

    1. Kenali Audiens Anda

    Tentu Anda ingin agar kontennya mudah diterima oleh audiens yang melihatnya, bukan? Maka dari itu, Anda perlu mengenali target audiens dari channel marketing yang akan digunakan. Untuk mengenali audiens Anda, lakukan tiga langkah di bawah ini.

    a. Riset Kata Kunci

    Apa pun channel marketing-nya, riset kata kunci (keyword research) tetaplah menjadi langkah pertama yang harus dilakukan untuk mengenali audiens.

    Pasalnya, audiens mencari informasi yang biasanya mereka butuhkan, baik di media sosial maupun di search engine seperti Google.

    Keyword research berguna supaya Anda bisa mencari tahu istilah atau frasa yang sering dicari oleh target audiens Anda.

    Mulailah dengan menentukan tema besar dari seluruh konten yang ingin dibuat, yang biasanya relevan dengan bisnis Anda.

    Kemudian, gunakan tools untuk keyword research untuk melakukan riset kata kunci, serta lakukan analisis volume pencarian dan tingkat persaingannya.

    Dari daftar keywords yang dilihat, Anda bisa menggunakan long-tail keywords untuk membuat konten yang relevan dengan audiens Anda.

    b. Analisis Kompetitor

    Selain riset keyword, lakukan riset kompetitor Anda.

    Dalam dunia pemasaran, kompetitor bukan hanya bisnis dengan produk yang mirip, melainkan juga brand dari industri lain yang niche kontennya serupa dengan niche konten yang ingin Anda bawakan.

    Tujuannya adalah menemukan tipe konten yang berhasil menarik engagement tinggi di akun media sosial atau website mereka.

    Untuk menganalisisnya, Anda bisa melihat dari artikel populer, headline, atau format konten yang mereka gunakan.

    Setelahnya, Anda bisa mengenali kelebihan yang membuat konten mereka terlihat menarik, serta kekurangan yang bisa Anda terapkan dalam pembuatan konten.

    Anda juga bisa mempelajari cara promosi konten mereka dengan mode ATM (Amati, Tiru, Modifikasi), tetapi harus tetap memasukkan perspektif dari brand sendiri.

    c. Membuat Buyer Persona

    Buyer persona adalah representasi fiktif dari audiens ideal Anda. Buyer persona dibutuhkan supaya Anda bisa mengenali audiens tanpa harus memvisualisasikan mereka secara abstrak.

    Dalam buyer persona, Anda bisa memasukkan informasi karakteristik, kebutuhan, dan preferensi audiens.

    Kendati merupakan representasi fiktif, tentu profil buyer persona ini harus berdasarkan hasil riset Anda.

    Setelah mengetahui kondisi demografi (jenis kelamin dan usia) dan lokasi, Anda bisa mengadakan survei untuk memahami preferensi dan pekerjaan, serta masalah dan tujuan mereka mengikuti akun Anda.

    Nah, nantinya konten yang Anda buat harus bisa menjawab kebutuhan atau tantangan dari buyer persona yang dibuat.

    Berikut adalah contoh template buyer persona yang bisa Anda ikuti:

    • Nama Persona: Pak Panji Pemilik Bisnis UKM.
    • Demografi: Pria, 35-45 tahun, memiliki usaha di bidang retail.
    • Tujuan: Meningkatkan penjualan online.
    • Tantangan: Kurangnya pemahaman tentang strategi digital marketing.

    2. Tentukan Tujuan yang Jelas

    Sudah menentukan target audiens Anda? Sekarang waktunya merencanakan tujuan content marketing yang ingin dicapai.

    Tujuan yang Anda buat akan memengaruhi format konten, tone dan style, serta strategi sharing kontennya. Pada umumnya, ada tiga tujuan yang ingin dicapai dalam content marketing, yaitu:

    a. Meningkatkan Brand Awareness

    “Tidak kenal maka tidak sayang”.

    Apabila baru merintis media sosial, lebih baik Anda mulai dengan tujuan meningkatkan brand awareness. Kontennya bisa berupa carousel atau video yang berisi edukasi serta panduan yang bisa diikuti audiens.

    Anda juga bisa memperkenalkan brand kepada audiens melalui unggahan di media sosial.

    Gunakan gaya storytelling yang informatif supaya audiens baru tertarik dengan konten Anda, serta pastikan agar konten yang dibuat selaras dengan brand identity.

    Langkah di atas bertujuan supaya audiens lebih mulai mengenali brand Anda di media sosial maupun channel pemasaran lainnya.

    Perlahan-lahan, mereka akan lebih familier dengan style konten maupun brand yang Anda bawakan di dunia maya.

    b. Meningkatkan Engagement

    Setelah berhasil mendapatkan beberapa pengikut, barulah Anda bisa membuat konten untuk meningkatkan engagement. Jenis konten seperti ini harus bisa mendorong audiens untuk berinteraksi. 

    Banyak fitur media sosial yang bisa dimanfaatkan, seperti mengadakan polling, mengajak mereka memberikan komentar, atau menanyakan pertanyaan ke mereka.

    Anda juga bisa membuat konten interaktif seperti kuis atau live di media sosial supaya audiens tetap engage dengan konten Anda.

    Tentu saja, Anda harus aktif pula dalam merespons komentar atau direct message dari audiens agar terbangun hubungan yang lebih personal.

    c. Meningkatkan Konversi

    Terakhir, barulah Anda mulai meningkatkan konversi. Biasanya, tujuan ini diperlukan jika Anda mempunyai produk yang dijual.

    Namun, Anda juga bisa menerapkannya pada komunitas yang sedang dibangun sehingga audiens tertarik bergabung ke dalamnya.

    Nah, untuk meningkatkan konversi, Anda harus menambahkan call-to-action (CTA) dalam kontennya.

    Pada bagian narasinya, Anda bisa menambahkan studi kasus yang bisa meyakinkan audiens mengenai produk atau jasa yang ditawarkan.

    Akan lebih baik jika kontennya dibuat secara soft-selling supaya audiens tetap terhibur ketika melihatnya.

    3. Buat Headline yang Menarik Perhatian

    Sekarang saatnya mulai membuat konten yang Anda inginkan, dimulai dari headline atau hook. Headline merupakan bagian pertama yang dilihat oleh audiens.

    Maka dari itu, Anda harus membuat headline yang mampu menarik perhatian audiens supaya mereka mengeklik atau membaca kontennya lebih lanjut.

    Bagaimana cara membuat headline yang menarik? Anda bisa memasukkan angka atau statistik yang membuat headline terlihat kredibel.

    Contohnya, Anda bisa memasukkan “5 Kesalahan Terbesar Ketika Membuat Keputusan Bisnis”. Pilihan lainnya, Anda bisa mengajukan pertanyaan sebagai headline, misalnya “Sudah Menerapkan Strategi Instagram Ads Tapi Masih Gagal?”.

    Tipe headline ini bisa membangkitkan rasa ingin tahu audiens, apalagi jika Anda menghubungkannya dengan masalah mereka.

    Anda juga bisa menggunakan kata-kata yang mampu menimbulkan emosi audiens. Berkaca dari influencer, Anda bisa menambahkan kata ‘viral’ dan ‘rahasia’, tetapi bisa juga mengeksplorasi banyak kata lainnya yang sesuai isi konten.

    Gabungkan tiga komponen di atas: angka atau statistik, mengajukan pertanyaan, dan penggunaan kata-kata yang kuat, maka Anda bisa menghasilkan headline yang mampu mendorong perhatian audiens.

    4. Gunakan Teknik Storytelling yang Kreatif

    Bagaimana dengan bagian isinya? Anda bisa menggunakan teknik storytelling yang kreatif. Apa pun topik kontennya, semua bisa dibuat menggunakan teknik storytelling yang mampu menyihir audiens ketika membaca konten Anda. Anda bisa membangun engagement dengan audiens melalui teknik storytelling ini.

    Mulailah dengan membuat alur cerita dengan memperkenalkan tantangan yang bisa diselesaikan dengan bisnis Anda.

    Kemudian, Anda bisa menambahkan contoh dan analogi dalam isi konten yang dibuat. Contohnya tidak perlu rumit, cukup hubungkan saja dengan pengalaman yang sering mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari.

    Niscaya, audiens yang membacanya merasa terhubung dengan konten yang Anda buat sehingga mereka pun tertarik untuk mengenal bisnis Anda.

    5. Gunakan Visual yang Menarik Perhatian

    Konten media sosial bisa saja menghadirkan visual. Namun, Anda juga perlu menerapkannya ketika membuat artikel website.

    Pasalnya, audiens, terutama generasi yang lebih muda, lebih tertarik pada konten visual yang kuat dibandingkan tulisan yang sekedar teks.

    Masukkan konten visual seperti gambar dengan resolusi tinggi, tetapi tetap relevan dengan konten yang dibawakan.

    Anda juga bisa menerapkan visualisasi konten, apalagi jika terdapat data statistik di dalamnya. Caranya, buatlah infografis yang berisi data statistik serta rangkuman artikel yang Anda tulis.

    Infografisnya cukup sederhana dan tidak memasukkan terlalu banyak informasi supaya audiens lebih mudah memahaminya.

    Jika memproduksi konten video di platform YouTube, Instagram Reels, atau TikTok, Anda harus menentukan durasinya.

    Buatlah video dengan storyboard yang jelas serta hook yang menonjol supaya audiens bisa menikmatinya.

    Konten video ini bisa juga disematkan di artikel website Anda agar audiens tidak merasa bosan ketika membacanya.

    6. Tulis dengan Bahasa yang Mudah Dipahami

    Anda pasti ingin audiens terus melihat konten sampai selesai, bukan? Nah, Anda harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh target audiens.

    Penggunaan bahasa ini harus memperhatikan kondisi demografis target audiens Anda, terutama usia.

    Contohnya, bahasa yang digunakan oleh generasi-Z belum tentu dipahami oleh audiens dari generasi milenial, apalagi membuat mereka nyaman ketika membacanya.

    Untuk itu, hindari jargon atau istilah yang sulit dipahami oleh audiens Anda. Boleh saja memasukkan istilah teknis dalam konten, tetapi Anda harus memastikan target pembacanya berasal dari industri atau ketertarikan yang sama.

    Dalam dunia konstruksi, misalnya, Anda bisa menggunakan istilah teknis apabila website Anda banyak dikunjungi arsitek atau teknisi.

    Lain halnya jika ingin menyasar audiens seperti ibu rumah tangga melalui artikel dekorasi rumah, Anda harus menggunakan bahasa sehari-hari yang mudah dipahami.

    Selain itu, Anda perlu menulis dalam kalimat pendek, tetapi jelas alias to-the-point. Pilihlah kata-kata yang mudah dipahami sesuai latar belakang audiens Anda.

    Selain itu, Anda bisa menerapkan gaya penulisan menggunakan kalimat aktif (active voice) agar pesannya bisa tersampaikan langsung kepada pembaca.

    7. Optimalkan Konten Anda untuk SEO

    Bukan hanya konten website yang memerlukan optimasi SEO (Search Engine Optimization). Konten media sosial dan YouTube juga perlu dioptimasi agar mudah dicari di fitur pencarian masing-masing.

    Google juga sudah memunculkan unggahan dari media sosial dan YouTube di SERP (Search Engine Result Page) dan Anda harus memanfaatkan peluang ini.

    Perlu diketahui bahwa pendekatan SEO dalam strategi website, media sosial, dan YouTube berbeda. Untuk website atau artikel blog, Anda bisa memasukkan keyword pada bagian judul (Heading 1), subjudul (Heading 2), dan menyebarkannya ke seluruh artikel.

    Kemudian, Anda bisa pula memasukkan keyword terkait untuk memperkuat konteks artikelnya. Selain itu, tambahkan meta description dan internal link serta backlink pada bagian artikelnya.

    Bagaimana dengan media sosial? Anda bisa memasukkan hashtag yang relevan dan berisi keyword yang sudah diriset agar visibilitas konten makin meningkat.

    Selain itu, Anda bisa menambahkan keyword pada bagian caption seperti halnya menulis kalimat biasa tanpa terkesan dipaksakan.

    Strategi SEO untuk YouTube dilakukan dengan memasukkan keyword yang sudah diriset ke bagian judulnya agar lebih mudah ditemukan audiens.

    Selain itu, tambahkan keyword utama dan beberapa keyword terkait di deskripsi. Keyword juga bisa dimasukkan ke thumbnail yang eye catching supaya audiens merasa isi videonya relevan dengan apa yang mereka cari.

    8. Buat Konten yang Interaktif

    Ketika membuat konten, jangan hanya fokus pada konten yang bersifat searah alias hanya Anda yang berbicara kepada audiens. Libatkan juga mereka dengan membuat konten yang interaktif seperti kuis, polling, atau konten.

    a. Kuis

    Apa yang dicapai dengan konten seperti kuis? Anda bisa mengenali kebutuhan audiens sekaligus memperkenalkan produk.

    Kuis yang dibuat harus relevan dengan kebutuhan mereka.

    Contohnya, bisnis Anda bergerak di bidang kesehatan, maka Anda bisa membuat kuis seperti “Apa Jenis Workout yang Cocok Buat Anda”.

    b. Polling

    Selain kuis, Anda juga bisa menggunakan polling dengan fitur yang sudah tersedia di berbagai platform media sosial.

    Polling bisa menjadi cara yang efektif untuk mendapatkan opini audiens tentang topik tertentu. Anda juga bisa mengenali preferensi mereka melalui fitur ini.

    Contohnya, Anda bisa membuat polling seperti “Minggu Depan Mau Belajar Apa, Nih”, kemudian memberikan beberapa pilihan kepada audiens.

    c. Kontes

    Ingin menarik followers baru atau meningkatkan engagement? Cobalah mengadakan kontes di media sosial.

    Apalagi jika memberikan syarat untuk mengajak orang lain ikutan, Anda bisa memperluas jangkauan akun sehingga makin banyak orang yang mengikuti brand Anda.

    Tentu Anda harus membuat syarat dan ketentuannya sesederhana mungkin supaya mereka tetap tertarik mengikutinya.

    9. Sesuaikan Konten dengan Platform

    Berbeda platform, berbeda pula jenis konten yang harus Anda buat. Seperti apa tipe konten yang cocok untuk masing-masing platform? Pelajari ciri-cirinya di bawah ini!

    a. Konten untuk Blog

    Konten blog website Anda sebaiknya berisi artikel long-form yang menyediakan informasi mendalam.

    Agar artikelnya tetap terstruktur, lebih baik Anda membuat struktur terlebih dahulu dengan heading (H1 alias judul) dan subheading (H2 dan H3).

    Masing-masing heading sebaiknya berisi paragraf dengan kalimat pendek supaya pembaca mudah mengikuti tulisan Anda.

    Setelah selesai membuat artikelnya, Anda perlu mengoptimalkan strategi SEO. Caranya, masukkan keyword pada bagian heading, subheading, dan seluruh bagian konten.

    Pada bagian isi, Anda harus memasukkan keyword pada bagian yang selaras dengan kalimatnya agar tidak terkesan dipaksakan.

    Selain penempatan keyword, lakukan juga link building dengan menambahkan internal link dan external link untuk meningkatkan kredibilitas website Anda.

    b. Konten untuk Media Sosial 

    Dibandingkan blog, media sosial membutuhkan konten yang lebih visual dan interaktif. Untuk itu, Anda harus menghasilkan foto atau video berkualitas tinggi supaya audiens tertarik melihatnya.

    Walaupun unggahan carousel atau video Anda sudah berisi tulisan, lebih baik Anda juga menambahkan caption yang singkat supaya audiens tertarik memberikan komentar, likes, atau membagikan konten Anda ke banyak orang. 

    Konten media sosial bisa dibuat dengan mengikuti tren terbaru di dunia maya. Namun, Anda juga harus pintar memilih tren agar selaras dengan brand image yang dibawakan.

    Buat juga content planning berisi jadwal unggahan konten selama sebulan supaya brand Anda tetap konsisten menghasilkan konten terbaru.

    Karena media sosial merupakan platform untuk saling terhubung, Anda perlu memantau engagement rate-nya.

    c. Konten untuk Video 

    Bagi beberapa orang, terutama yang masih pemula, konten video masih tergolong menantang untuk dibuat. Anda harus mengunggahnya di YouTube, TikTok, atau Instagram Reels yang mana penontonnya mencari hiburan di platform tersebut.

    Agar bisa menghasilkan video yang mendatangkan penonton, Anda perlu membuat storyboard terlebih dahulu.

    Dari storyboard ini, barulah Anda bisa mengembangkan isi konten yang ingin ditayangkan di video. Saat proses produksi, fokuslah pada kualitas visual dan audio.

    Buatlah video sesuai durasi optimal untuk setiap platform (misalnya, video pendek untuk TikTok dan format panjang untuk YouTube).

    10. Promosikan Konten Anda

    Cara membuat konten yang menarik memang sudah selesai, tetapi pekerjaan Anda sebagai content creator belum berakhir.

    Anda perlu mempromosikan konten yang sudah dibuat supaya bisa menjangkau audiens yang lebih luas.

    Ada tiga pendekatan yang bisa Anda lakukan dalam mempromosikan konten, yaitu media sosial, email newsletter, dan outreach ke influencer.

    Pada media sosial, Anda bisa membagikan konten yang dibuat menggunakan fitur share.

    Beberapa media sosial sudah mempunyai fitur channel atau komunitas, jadi Anda bisa membagikan konten yang sudah dibuat ke channel tersebut.

    Anda juga bisa mengajak audiens untuk membagikan konten yang dibuat, asalkan unggahannya sudah memiliki CTA.

    Bagaimana dengan email newsletter? Fitur ini lebih cocok jika Anda ingin mempublikasikan blog yang sudah dibuat.

    Barangkali Anda berpikir jika orang yang menerima email tidak mau membukanya. Tenang saja, Anda bisa menyiasatinya dengan membuat headline yang menarik.

    Selain itu, pastikan isinya terdengar personal supaya bisa menyentuh hati pembaca. Pastikan Anda menyisipkan link ke konten Anda.

    Untuk menjangkau audiens yang lebih luas lagi, Anda bisa bekerja sama dengan influencer atau Key Opinion Leader (KOL).

    Namun, Anda harus memilih influencer yang relevan dengan target audiens maupun bisnis Anda. Langkah ini berguna untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan kredibilitas brand Anda di media sosial.

    11. Ukur dan Analisis Performa Konten

    Bagaimana cara mengetahui jika konten yang sudah dibuat relevan dengan target audiens Anda? Caranya, Anda perlu mengukur performa konten dan menganalisisnya. Ada beberapa metrik yang harus diperhatikan dalam langkah ini, yaitu:

    • Engagement Rate: Berapa banyak audiens yang berinteraksi dengan konten Anda.
    • Bounce Rate: Persentase audiens yang meninggalkan halaman tanpa berinteraksi dengan konten Anda.
    • Open Rate: Tingkat pembukaan email.
    • Social Shares: Seberapa sering konten Anda dibagikan.
    • Website Visits dan Conversion Rates: Jumlah kunjungan dan angka konversi yang dilakukan audiens.

    Untuk menganalisisnya, gunakan tools seperti Google Analytics untuk menilai performa website atau Hootsuite untuk media sosial.

    Jangan abaikan langkah ini karena hasil analisisnya bisa digunakan untuk menyempurnakan strategi content marketing pada masa depan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

    12. Konsisten dan Terus Belajar

    Terakhir, tetaplah menjaga konsistensi dalam membuat konten. Brand yang konsisten membuat konten makin dikenal oleh audiens.

    Jagalah konsistensi Anda dengan membuat content planning serta menerbitkannya sesuai jadwal yang sudah dibuat supaya audiens tetap terus menunggu kontennya.

    Algoritma media sosial maupun Google Search yang terus berubah juga menuntut Anda untuk terus belajar.

    Maka dari itu, perhatikan format konten yang sedang populer dan diminati di media sosial. Anda juga harus terus mengikuti webinar, membaca artikel, atau bergabung dalam komunitas content creator supaya wawasan makin bertambah.

    Itulah 12 cara membuat konten yang menarik untuk Anda terapkan dalam membangun brand. Tertarik untuk mencobanya?

    RELATED POST

    Leave a Comment

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    HUBUNGI KAMI
    Download Buku
    Company Profile
    Download Gambar Layanan
    Scroll to Top