FruityLOGIC

Table of Content

    Brand Guidelines: Pengertian, Komponen, dan Cara Membuatnya

    A top-down shot of a creative workspace with various color samples scattered around

    Produk yang Anda gunakan sehari-hari tentu mempunyai logo brand di kemasannya. Menariknya, ada satu hal yang jarang disadari oleh mayoritas pengguna produk tersebut ketika melihat kemasannya.

    Ya, logo brand yang tercetak di kemasan produk konsisten. Inilah rahasia brand tersebut mudah diingat di benak konsumen maupun audiens yang melihat iklannya.

    Untuk menjaga konsistensi brand dari produknya, perusahaan perlu membuat brand guidelines. Panduan ini biasanya berisi warna, tipografi (font), dan aturan penggunaan logo dari sebuah brand.

    Setiap komponen dalam logo harus dijelaskan sedetail mungkin dalam brand guidelines karena brand tersebut merupakan identitas suatu produk ketika dipasarkan di masyarakat.

    Bagi desainer atau pekerja kreatif lainnya, brand guidelines bukanlah hal yang menghambat kreativitas mereka.

    Sebaliknya, mereka malah terbantu dengan kehadiran brand guidelines karena bisa membuat logo atau materi desain yang benar-benar merepresentasikan sebuah brand.

    Ingin mengetahui lebih lanjut mengenai brand guidelines? Simak artikel FruityLOGIC di bawah ini sampai selesai!

    Apa Itu Brand Guidelines?

    Brand guidelines atau pedoman merek merupakan dokumen yang berisi aturan penggunaan elemen identitas merek Anda.

    Dokumen ini dibuat untuk menjaga konsistensi dalam representasi merek Anda di berbagai saluran komunikasi, seperti kemasan produk, brosur, baliho, bahkan produk digital seperti website atau unggahan Instagram.

    Sederhananya, brand guidelines adalah aturan mengenai penggunaan elemen visual (seperti logo dan warna) serta verbal (seperti tone of voice). Adapun tujuan utama pembuatan brand guideline mencakup:

    1. Memperkuat brand image supaya audiens bisa langsung mengenali merek Anda.
    2. Meningkatkan konsistensi agar tampilan brand tetap seragam di berbagai saluran komunikasi pemasaran.
    3. Memudahkan kolaborasi antar tim internal maupun eksternal (seperti partner bisnis atau investor) agar mereka bisa memahami penggunaan brand Anda.
    4. Membangun kepercayaan dengan menunjukkan bahwa brand Anda memiliki standar yang tinggi dalam setiap aspek komunikasinya.

    Manfaat untuk Bisnis

    Pembuatan brand guidelines dapat memberikan manfaat untuk bisnis Anda, antara lain:

    1. Konsistensi Identitas 

    Brand guidelines bermanfaat agar setiap elemen identitas visual dan verbal digunakan dengan konsisten di seluruh saluran komunikasi. Pedoman ini menetapkan penerapan logo, warna, atau tipografi dalam berbagai konteks, seperti materi digital marketing (performance ads atau unggahan media sosial), brosur, atau iklan video. Tanpa pedoman ini, penggunaan elemen yang tidak sesuai dapat menciptakan kebingungan di benak audiens bahkan merusak citra merek.

    2. Meningkatkan Kredibilitas 

    Merek dengan brand guidelines yang solid menunjukkan profesionalisme. Ketika elemen visual dan komunikasi terlihat seragam, brand Anda makin dipercaya di mata pelanggan maupun mitra bisnis. Kredibilitas yang tinggi menjadi faktor pembeda penting dalam industri yang sangat kompetitif karena konsumen cenderung memilih merek yang terlihat lebih mapan dan terpercaya.

    3. Efisiensi Komunikasi 

    Dengan brand guidelines, tim internal maupun eksternal perusahaan Anda tidak perlu terus-menerus meminta klarifikasi mengenai standar visual atau verbal merek Anda. Misalnya, tim desainer bisa langsung membuka brand guidelines untuk mengetahui palet warna yang sesuai, sementara copywriter dapat melihat tone of voice yang diharapkan. Efisiensi dapat mengurangi waktu diskusi dan revisi serta memastikan hasil akhir tetap sesuai dengan identitas brand Anda.

    4. Mempercepat Pengambilan Keputusan 

    Pedoman yang jelas berguna agar tim bisa bekerja lebih cepat tanpa harus khawatir jika keputusan yang mereka buat sudah menggambarkan identitas merek. Contohnya, saat membuat desain baru untuk kampanye pemasaran, tim kreatif dapat langsung mengacu pada brand guidelines mengenai logo, warna, dan font yang diizinkan sehingga proses kreatif menjadi lebih lancar. Proses ini diperlukan dalam situasi seperti peluncuran produk atau seasonal campaign.

    5. Melindungi Nilai Merek 

    Kesalahan penggunaan elemen merek dapat merusak reputasi yang telah Anda bangun. Misalnya, penggunaan logo yang tidak proporsional atau warna yang salah dapat memberikan kesan bahwa merek Anda tidak peduli terhadap detail. Dengan adanya brand guidelines, risiko ini dapat dikurangi karena semua pihak yang terlibat memiliki acuan yang jelas untuk menjaga integritas merek.

    Perbedaan Brand Guidelines dengan Style Guide

    Ada pula style guide yang sering disamakan dengan brand guidelines. Jangan salah, kedua panduan tersebut memiliki perbedaan dari segi penggunaannya. Seperti apa perbedaannya?

    Style guide lebih menekankan pada aspek penulisan, seperti aturan tata bahasa, format dokumen, gaya komunikasi tertulis, dan penggunaan istilah tertentu. Dokumen ini sering digunakan oleh copywriter atau editor untuk menjaga keseragaman nada dan struktur tulisan.

    Sebaliknya, brand guidelines mencakup elemen yang lebih luas dan strategis, termasuk elemen visual (seperti logo, warna, dan tipografi), elemen verbal (seperti tone of voice dan pesan utama), serta elemen strategis lainnya yang menjelaskan bagaimana merek tersebut ingin dilihat oleh audiensnya. 

    Brand guidelines berfungsi sebagai fondasi untuk menciptakan identitas merek yang konsisten di semua platform dan media, baik media fisik maupun digital.

    Dengan kata lain, style guide adalah bagian dari brand guidelines, tetapi brand guidelines mencakup lebih banyak aspek yang membangun identitas keseluruhan sebuah merek.

    Komponen Brand Guidelines

    Nah, setelah memahami apa itu brand guidelines serta manfaatnya bagi bisnis, waktunya Anda membuat brand guidelines yang berisi panduan mengenai penggunaan brand. Berikut adalah empat komponen yang harus ada dalam brand guidelines:

    1. Logo dan Penggunaannya

    Logo adalah identitas utama sebuah merek dan sering menjadi elemen yang paling dikenali oleh audiens. Oleh karena itu, panduan penggunaan logo harus jelas untuk memastikan bahwa logo digunakan dengan benar di berbagai situasi. Panduan ini meliputi:

    • Variasi Logo: Brand biasanya memiliki lebih dari satu versi logo untuk memenuhi kebutuhan desain yang berbeda. Contohnya, logo utama, versi alternatif (seperti logo horizontal dan vertikal), versi monokrom untuk materi hitam putih, serta logo dengan atau tanpa tagline. Selain itu, ada juga panduan untuk penggunaan logo di berbagai background, seperti background terang, gelap, atau bertekstur sehingga logo tetap terlihat jelas dan profesional.
    • Aturan Penggunaan: Bagian ini menjelaskan spesifikasi teknis tentang penggunaan logo. Contohnya adalah clear space, yaitu jarak minimal di sekitar logo agar tidak terlalu berdempetan dengan elemen lainnya. Aturan lainnya mencakup ukuran minimal logo untuk memastikan keterbacaan meski materi pemasarannya berukuran kecil. Anda juga bisa memasukkan larangan seperti ukuran dan penggunaan warna yang tidak sesuai, atau penambahan efek yang tidak diperlukan seperti bayangan atau gradient.
    • Contoh Visual: Bagian ini menggambarkan contoh penerapan logo yang benar dan salah. Misalnya, penggunaan logo yang salah seperti logo yang terpotong, warna yang diubah secara random, atau ditempatkan sebagai background yang membuat logo sulit terbaca. Sebaliknya, contoh penggunaan yang benar berupa logo yang terlihat bersih, jelas, dan sesuai pedoman merek. Contoh visual ini dapat menghindari kesalahan umum yang dapat merusak identitas visual brand Anda.

    2. Warna Brand

    Warna merupakan elemen utama identitas visual brand. Mengapa? Audiens Anda lebih mudah mengenali brand berdasarkan warnanya. Selain itu, warna memperkuat kesan merek di benak audiens. Panduan warna berguna untuk menjaga konsistensi penggunaan warna di berbagai media serta memastikan brand Anda terlihat profesional. Panduan ini mencakup:

    • Palet Warna: Palet warna terdiri dari warna utama dan warna pendukung yang dirancang untuk mencerminkan kepribadian dan nilai brand. Misalnya, warna biru sering digunakan untuk merek yang ingin menunjukkan kesan profesional dan tepercaya, sementara warna jingga mencerminkan energi yang dinamis. Warna pendukung berguna untuk melengkapi warna utama dan memberikan fleksibilitas dalam desain tanpa mengurangi identitas merek.
    • Kode Warna: Untuk menjaga konsistensi visual di berbagai platform, setiap warna dalam palet memiliki kode tertentu yang sesuai dengan media penggunaannya. Format RGB digunakan untuk materi digital, CMYK untuk keperluan cetak, dan HEX untuk desain website. Panduan ini memastikan bahwa warna yang ditampilkan di layar perangkat, materi cetak, atau platform online memiliki hasil yang konsisten dan akurat.
    • Panduan Kombinasi: Aturan kombinasi warna dirancang agar elemen visual brand Anda tetap selaras. Panduan ini mencakup cara memadukan warna primer dengan warna sekunder. Sebagai contoh, warna utama biru dapat dikombinasikan dengan warna putih untuk menciptakan kesan minimalis. Panduan ini juga mencakup aturan penggunaan gradasi atau pola tertentu untuk menjaga estetika dan memaksimalkan dampak visual.

    3. Tipografi

    Tipografi adalah elemen kunci yang mencerminkan hierarki informasi dalam desain dan memengaruhi cara audiens memahami dan merespons konten visual. Untuk memastikan tipografi merepresentasikan merek secara efektif, panduan ini mencakup:

    • Jenis Font: Pemilihan font harus mencerminkan karakteristik merek. Sebagai contoh, font modern seperti sans-serif sering digunakan untuk brand teknologi karena memberikan kesan minimalis dan kontemporer. Sebaliknya, font serif cocok untuk brand yang ingin menonjolkan kesan klasik, elegan atau mewah. Panduan ini juga mencakup perbedaan penggunaan font utama untuk judul serta font pendukung untuk teks isi yang memastikan keterbacaan.
    • Ukuran dan Spasi: Elemen ini mencakup aturan tentang ukuran font untuk berbagai konteks, seperti heading, subheading, dan body text. Aturan juga mencakup kerning (jarak antar huruf) dan line height (jarak antar baris) untuk menjaga kenyamanan saat membaca di semua platform. Sebagai contoh, teks untuk layar digital memerlukan line height yang lebih besar dibandingkan teks cetak agar lebih mudah dibaca di perangkat berukuran kecil.
    • Hirarki Teks: Panduan ini mencakup cara penggunaan heading, subheading, dan body text untuk memastikan pembaca dapat menemukan informasi yang mereka butuhkan. Sebagai contoh, heading pertama atau judul menggunakan font besar dan tebal, sementara subheading menggunakan ukuran lebih kecil dan style yang lebih ringan untuk membedakan dari judul. Hierarki yang jelas ini tidak hanya meningkatkan pengalaman membaca, tetapi juga lebih efektif dalam menyampaikan pesan.

    4. Tone of Voice

    Tone of voice merepresentasikan kepribadian merek dalam komunikasi tertulis dan berperan penting dalam membangun hubungan dengan audiens. Panduan tone of voice mencakup beberapa aspek utama yang perlu diperhatikan secara rinci, seperti:

    • Karakteristik: Tone of voice mencerminkan kepribadian dan nilai-nilai merek. Misalnya, brand teknologi B2B sering menggunakan tone formal untuk menunjukkan expertise mereka, sementara brand pakaian remaja memilih tone yang kasual dan santai. Penyesuaian karakteristik ini bergantung pada profil audiens target dan tujuan komunikasi.
    • Contoh Penulisan: Panduan harus menyertakan contoh kalimat atau frasa yang sesuai untuk memperkuat identitas merek. Misalnya, untuk brand ramah lingkungan, gunakan contoh kalimat seperti “Mari bersama-sama menjaga planet kita untuk generasi mendatang” untuk mencerminkan nilai keberlanjutan. Sebaliknya, brand teknologi menggunakan frasa seperti “Solusi cerdas untuk efisiensi bisnis Anda”.
    • Pantangan: Sama pentingnya dengan karakteristik, panduan ini juga harus mencantumkan gaya atau bahasa yang harus dihindari. Misalnya, merek profesional menghindari bahasa gaul atau humor yang berlebihan karena dapat mengurangi kredibilitas. Contoh lainnya, brand yang sudah dikenal secara global perlu berhati-hati dengan penggunaan idiom lokal yang tidak dikenal audiens internasional untuk menghindari kesalahpahaman.

    Cara Membuat Brand Guidelines

    Setelah mengetahui komponen yang terdapat dalam brand guidelines, barulah Anda mulai merancangnya dalam sebuah dokumen. Bagaimana cara membuatnya? Ikuti panduan pembuatannya di bawah ini.

    1. Menentukan Elemen Brand

    Pertama, identifikasi elemen utama dalam brand Anda, seperti logo, warna, front visi, misi, brand value, hingga karakteristik pembeda merek Anda dari kompetitor.

    Analisis ini melibatkan proses mendalam, seperti survei pelanggan, wawancara dengan stakeholder, atau tinjauan kompetitor. Dengan memahami elemen-elemen ini, Anda dapat membangun fondasi yang kuat untuk brand guidelines.

    2. Menyusun Aturan Penggunaan

    Berikutnya, Anda mulai menyusun aturan rinci untuk penggunaannya. Contohnya, aturan logo mencakup, batas minimal clear space dan larangan mengubah warna atau menambahkan efek. Untuk warna, tetapkan panduan kombinasi warna utama dan pendukung agar desain tetap selaras. 

    Pada bagian tone of voice, jelaskan gaya komunikasi, seperti formal atau santai, serta pantangan seperti menghindari bahasa slang atau kata-kata yang berpotensi menyinggung.

    Gunakan bahasa yang jelas dan sederhana agar panduan ini dapat diterapkan oleh semua pihak, termasuk desainer, marketer, hingga mitra eksternal seperti agensi atau freelancer.

    3. Format Dokumentasi

    Terakhir, masukkan semua elemen brand guidelines tersebut dalam format dokumentasi yang mudah diakses, seperti dokumen berukuran PDF atau website. Idealnya, Anda perlu membuatnya tetap interaktif dengan memasukkan fitur hyperlink pada bagian tertentu.

    Contohnya, bagian “Aturan Penggunaan Logo” dapat langsung ditautkan ke panduan visual yang relevan. Siapkan juga dokumen versi cetak untuk diberikan ketika ada pertemuan secara offline.

    Tips Membuat Guidelines yang Mudah Diikuti

    Harus diakui bahwa pembuatan brand guidelines kadang menjadi hal yang cukup menantang. Jangan khawatir, kami berikan tips pembuatan brand guidelines yang mudah diikuti di bawah ini.

    1. Gunakan Bahasa yang Sederhana

    Hindari istilah teknis atau jargon yang sulit dipahami. Pilihlah kata-kata yang sederhana tetapi profesional agar pesan bisa tersampaikan dengan jelas. Bahasa yang sederhana dapat memastikan bahwa guidelines ini dapat digunakan oleh semua pihak.

    Tips ini berguna untuk menghindari potensi kesalahpahaman. Sebagai contoh, daripada menggunakan istilah ‘hierarki tipografi’, Anda bisa membuat judulnya seperti ‘cara mengatur ukuran dan gaya teks untuk membedakan tingkat informasi’.

    2. Sertakan Contoh Visual

    Contoh visual seperti ilustrasi, diagram, atau mockup membantu dalam menjelaskan aturan penerapan yang sulit dijabarkan hanya melalui teks. Misalnya, pada panduan penggunaan logo, tambahkan gambar yang menunjukkan bagaimana logo tersebut terlihat pada berbagai background atau media.

    Contoh visual ini memberikan referensi sehingga pengguna lebih mudah memahami dan menerapkan panduan dengan benar. Visualisasi juga berguna untuk menghindari kesalahan seperti penggunaan warna yang tidak konsisten.

    3. Fokus pada Target Pembaca

    Pastikan isi panduan dirancang untuk memenuhi kebutuhan pembaca. Jika panduan ditujukan untuk desainer, berikan detail teknis seperti kode warna, ukuran font, dan pedoman tata letak. Namun, jika audiensnya merupakan mitra bisnis atau manajemen, fokuskan panduan pada konteks strategis seperti visi merek, pesan inti, dan bagaimana elemen visual mendukung strategi pemasaran.

    Penyesuaian ini berguna agar panduan lebih mudah dipahami dan diimplementasikan. Contohnya, mitra bisnis memerlukan ringkasan singkat dan contoh visual, sementara desainer membutuhkan detail mendalam seperti panduan grid atau aturan spasi untuk logo.

    Bagaimana? Sekarang Anda sudah memahami seluk-beluk brand guidelines serta cara pembuatannya, bukan? Semoga artikel ini bisa memberikan insight yang bisa membantu Anda dalam membuat brand guidelines untuk brand Anda sendiri. Selamat berkreasi!

    RELATED POST

    Leave a Comment

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    HUBUNGI KAMI
    Download Buku
    Company Profile
    Download Gambar Layanan
    Scroll to Top