Anda pasti melihat makanan kemasan dari berbagai merek ketika mengunjungi supermarket. Biasanya, merek makanan kemasan yang laris terjual bukan hanya makanan yang dianggap lezat.
Konsumen juga memilih makanan karena desain label kemasannya. Bukan hanya label yang menarik, informasi yang lengkap pada label kemasan makanan membuat mereka tertarik membeli produk tersebut.
Karena itulah, Anda sebagai pebisnis kuliner perlu mengetahui hal yang harus ada di label kemasan makanan ketika mendesainnya.
Saat merancang label kemasan makanan, jangan hanya fokus pada desainnya. Yang terutama adalah Anda perlu memberikan informasi produk makanan pada bagian labelnya.
Pasalnya, tidak sedikit konsumen yang membaca label makanan sebelum melakukan pembelian, terutama mereka yang mempunyai kebutuhan khusus.
Lantas, apa saja hal yang harus ada dalam label kemasan makanan? Baca artikel FruityLOGIC di bawah ini!
1. Nama Produk dan Jenis Produk
Mulailah dengan memasukkan nama produk Anda. Perlu dipahami bahwa nama produk ini bukanlah nama brand seperti ‘Chitato’ atau ‘Chiki’.
Nama produk ini memberikan deskripsi yang mencerminkan jenis produk Anda sehingga konsumen bisa langsung mengetahui isi makanan atau minuman tanpa harus membukanya.
Misalnya, Anda bisa menulis ‘Keripik Singkong Rasa Balado’ apabila produknya adalah keripik singkong. Nama produk ini menjelaskan jenis produk dan varian rasanya.
Bagaimana cara membuat nama produk yang menarik perhatian? Anda bisa membuat nama produk yang mudah dibaca dan diingat.
Gunakan font yang sederhana, tetapi tetap mencolok dengan ukuran cukup besar supaya terlihat jelas. Buatlah nama mampu meningkatkan daya tarik visual supaya produk Anda terlihat lebih menonjol dan berbeda dari kompetitor ketika dipajang di etalase supermarket atau toko kelontong.
Nama produk yang kuat sering kali menjadi titik awal strategi branding produk makanan Anda. Pilihlah nama produk yang unik dan mudah diingat oleh konsumen Anda supaya mereka bisa mencarinya dengan mudah ketika berbelanja.
Lantas, bagaimana menentukan nama yang menarik? Anda bisa mulai dengan melakukan riset sebelum menentukan nama produknya.
2. Daftar Komposisi
Hal penting kedua yang harus ada di label kemasan makanan adalah daftar komposisi. Pada bagian ini, Anda harus memasukkan semua bahan yang digunakan dalam pembuatan produk.
Daftar bahan ini perlu disusun berdasarkan proporsi kandungannya, mulai dari yang terbesar hingga terkecil.
Contohnya, apabila produk utama Anda adalah tepung terigu, masukkan pada urutan pertama. Apabila terdapat kandungan yang menjadi alergen seperti susu, gluten, atau kacang-kacangan, Anda perlu menandainya dengan huruf tebal atau miring.
Daftar komposisi makanan memberikan transparansi kepada konsumen mengenai bahan apa saja yang Anda gunakan dalam produknya.
Selain itu, konsumen yang mempunyai alergi atau pantangan tertentu juga bisa lebih mudah mengenali bahan alergen dalam produk Anda.
Ingatlah bahwa Anda tidak hanya sedang meningkatkan kepercayaan konsumen, tetapi juga mematuhi regulasi keamanan pangan.
Walaupun konsumen tidak memiliki alergi makanan, mereka tetap merasa yakin ketika membeli produk Anda karena daftar komposisinya lengkap.
Selain sebagai alat komunikasi, daftar komposisi juga bisa menjadi sarana edukasi. Konsumen makin sadar dengan pentingnya membaca label agar produk yang mereka konsumsi sesuai gaya hidup atau kebutuhan kesehatan tertentu.
Contohnya, mereka yang memilih makanan rendah gula akan lebih mencari produk dengan kadar gula yang sesuai kebutuhan mereka.
3. Berat Bersih atau Isi Bersih
Berat bersih atau isi bersih adalah informasi yang menunjukkan jumlah produk dalam kemasan. Satuan yang digunakan harus sesuai jenis produk makanan atau minuman yang Anda buat, seperti gram (g), kilogram (kg), mililiter (ml), atau liter (L).
Misalnya, untuk makanan ringan Anda bisa mencantumkan “Berat Bersih: 250 g” atau untuk minuman, “Isi Bersih: 1 L”.
Informasi ini berguna agar konsumen bisa mengetahui nilai ekonomis produk. Pastikan berat atau isi yang dicantumkan sudah akurat dan sesuai isi sebenarnya.
Pasalnya, ketidaksesuaian berat bersih bisa mengurangi kepercayaan konsumen terhadap merek Anda.
Ada juga produsen makanan atau minuman yang mencantumkan berat kotor untuk memberikan gambaran total berat produk beserta kemasannya. Biasanya, kasus ini digunakan jika produk tersebut dikirim menggunakan jasa kurir.
Konsumen sering kali membandingkan harga produk berdasarkan berat bersih. Oleh karena itu, informasi berat bersih sering menjadi faktor yang memengaruhi keputusan pembelian.
Maka dari itu, berikan transparansi berat produk sebagai bentuk integritas Anda sebagai produsen kepada konsumen.
4. Nama dan Alamat Produsen atau Importir
Bukan hanya identitas produk, identitas Anda sebagai produsen atau importir juga harus dimasukkan ke dalam label makanan.
Informasi seperti nama dan alamat lengkap produsen berguna untuk memberikan transparansi serta memudahkan konsumen yang ingin melakukan penelusuran produknya.
Apabila Anda merupakan produsen lokal, Anda bisa mencantumkan alamat tempat produksi, bukan hanya alamat kantor pusat, agar informasi lebih spesifik.
Untuk produk impor, berikan informasi importir sebagai tanda produk Anda telah melalui proses inspeksi sesuai regulasi.
Hal ini menjamin kualitas dan keamanan produk Anda kepada konsumen di negara tujuan. Informasi ini juga membuat konsumen merasa aman karena mereka tahu bahwa produknya bisa dilacak jika terdapat masalah.
Informasi produsen dan importir juga berperan dalam membangun reputasi merek. Konsumen cenderung lebih percaya pada merek yang transparan mengenai asal-usul produknya.
Oleh karena itu, cantumkan identitas Anda sebagai produsen dan importir dengan jelas pada bagian kemasan yang mudah terlihat.
5. Keterangan Halal
Produk makanan yang dipasarkan di Indonesia, terutama untuk segmen konsumen Muslim, harus mencantumkan logo halal dari lembaga berwenang bernama Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dari Kementerian Agama Republik Indonesia.
Logo halal meningkatkan kepercayaan bagi umat Muslim maupun konsumen lainnya bahwa produk makanan Anda aman dikonsumsi.
Penempatan logo halal harus strategis agar mudah terlihat pada kemasan. Pastikan logo halal memiliki ukuran yang cukup besar dan tidak terganggu oleh elemen desain lainnya.
6. Tanggal dan Kode Produksi
Tanggal produksi menunjukkan kapan produk Anda dibuat, sedangkan kode produksi memuat informasi batch atau lot-nya. Contoh penulisannya adalah: “Diproduksi pada: 01-12-2024, Kode Batch: A123”.
Informasi ini membantu Anda sebagai produsen makanan dalam melacak produk apabila mendapatkan aduan konsumen atau ingin melakukan penarikan produk.
Bukan hanya produsen, konsumen Anda juga bisa memastikan bahwa produk yang dibeli masih berada dalam kondisi segar. Buatlah tanggal dan kode produk yang jelas dan rapi agar mudah dibaca.
Kode produksi juga berfungsi dalam sistem manajemen inventaris produsen. Dengan kode ini, Anda bisa melacak posisi produk di berbagai titik distributor seperti supermarket, toko kelontong, atau restoran.
Anda pun bisa memastikan agar semua produk sampai ke konsumen dalam kondisi optimal melalui pelacakan kode produksi ini.
7. Keterangan Kedaluwarsa
Inilah hal yang harus ada di label kemasan makanan yang tidak boleh dilupakan. Informasi tanggal kedaluwarsa diperlukan supaya konsumen Anda bisa mengetahui batas waktu konsumsi makanan yang aman.
Biasanya, format penulisan yang digunakan adalah “Baik Digunakan Sebelum: (tanggal, bulan, tahun). Apabila masa simpan produk Anda bisa lebih dari tiga bulan, cantumkan saja informasi bulan dan tahun kedaluwarsanya.
Tanggal kedaluwarsa menunjukkan bahwa Anda sebagai produsen berkomitmen terhadap kualitas dan keamanan produk.
Di sisi konsumen, mereka juga terhindar dari risiko mengonsumsi produk yang telah rusak. Mereka juga bisa membantu merencanakan pembelian produk makanan atau minuman sebagai persediaan mereka di rumah.
Dalam beberapa kasus, produsen juga mencantumkan “Tanggal Pengemasan” untuk memberikan informasi tambahan. Informasi ini dapat menjadi nilai tambah bagi konsumen yang ingin memastikan kesegaran produk sebelum membeli.
8. Nomor Izin Edar
Nomor izin edar wajib dicantumkan untuk menunjukkan bahwa produk telah terdaftar dan memenuhi standar keamanan pangan.
Anda bisa mengurus izin edar dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) jika sudah menjalankan bisnis dalam skala besar atau P-IRT (Produk Industri Rumah Tangga) apabila diproduksi secara rumahan.
Perlu diingat bagi Anda yang mengurus izin melalui BPOM, kode impor untuk makanan produksi dalam negeri dan hasil impor luar negeri berbeda.
Untuk makanan produksi dalam negeri, gunakan kode MD, sedangkan produk impor menggunakan kode ML. Contohnya: “BPOM MD 123456789” untuk makanan lokal atau “BPOM ML 987654321” untuk produk impor.
Nomor izin edar memberikan jaminan legalitas kepada konsumen serta meningkatkan kepercayaan mereka terhadap kualitas produk.
Pastikan nomor izin edar ditulis dengan jelas dan mudah ditemukan pada label kemasan makanan. Informasi ini juga sering kali menjadi syarat distribusi pada jaringan retail modern seperti supermarket.
Selain mematuhi regulasi, nomor izin edar mencerminkan keseriusan Anda sebagai produsen dalam memastikan bahwa produk makanan sudah aman dan berkualitas. Konsumen pun makin peduli terhadap produk yang memiliki legalitas resmi.
9. Informasi Nilai Gizi
Meningkatnya kesadaran warga Indonesia terhadap makanan terlihat pula dari cara mereka menilai informasi nilai gizi makanan.
Maka dari itu, Anda harus menyertakan informasi nilai gizi (ING) yang mencakup takaran saji, jumlah sajian per kemasan, serta kandungan gizinya.
Kandungan gizi yang dimaksud terdiri dari energi, protein, lemak, karbohidrat, dan zat gizi lainnya. Sertakan juga persentase Angka Kecukupan Gizi (% AKG) untuk setiap zat gizi.
ING wajib dicantumkan pada sebagian besar produk makanan, kecuali kopi bubuk, teh, air minum dalam kemasan, herba, rempah, bumbu, dan kondimen.
Informasi ini merupakan bagian dari persyaratan regulasi label produk pangan. Produk yang transparan menyajikan ING kini lebih diminati oleh konsumen yang peduli terhadap gaya hidup sehat.
10. Asal Usul Bahan Pangan Tertentu
Jika produk menggunakan bahan pangan tertentu yang membutuhkan klarifikasi asal-usul, informasi tersebut harus dicantumkan. Misalnya, untuk produk dengan daging sapi impor, tuliskan “Daging sapi impor dari Australia”.
Transparansi ini memberikan nilai tambah bagi produk Anda, terutama jika bahan yang digunakan berasal dari sumber berkualitas tinggi.
Hal ini juga membantu konsumen lebih memahami produk yang mereka beli. Informasi asal-usul bahan pangan sering menjadi faktor pembeda produk Anda dalam pasar yang kompetitif.
Sebagai produsen, Anda juga perlu mencantumkan asal-usul bahan pangan sebagai salah satu strategi pemasaran yang efektif.
Bahan baku yang berkualitas tinggi atau berasal dari daerah terkenal dapat menjadi nilai jual yang menarik bagi konsumen.
11. Keterangan Tambahan Lainnya
Selain 10 hal yang harus ada di label kemasan makanan di atas, Anda bisa juga menambahkan keterangan tambahan lainnya. Apa saja informasi yang termasuk dalam keterangan tambahan ini?
Pertama, Anda bisa memberikan informasi seperti petunjuk penyimpanan dan penyajian makanan. Informasi ini menjadi panduan bagi konsumen ketika mengolah atau menyimpan produk Anda.
Contohnya, petunjuk seperti “Simpan di tempat sejuk dan kering” berguna agar konsumen bisa menjaga kualitas produk selama masa simpannya.
Sedangkan, petunjuk penyajian seperti “Seduh dengan air panas untuk hasil terbaik” juga menambah kenyamanan konsumen dalam menikmati produk Anda.
Selain petunjuk penggunaan, Anda juga bisa menambahkan peringatan khusus agar konsumen lebih waspada.
Contoh peringatan seperti “Mengandung pemanis buatan, tidak disarankan untuk anak di bawah lima tahun” memberikan informasi terkait risiko tertentu.
Informasi semacam ini pasti membantu konsumen dengan kondisi kesehatan khusus atau pembatasan tertentu dalam pola makannya.
Terakhir dan tidak kalah penting, Anda bisa menggunakan teknologi seperti 2D barcode. Barcode ini bisa menjadi alat bagi konsumen dalam mengakses informasi tambahan seperti resep, video tutorial, atau detail tentang bahan baku yang digunakan.
Bagaimana? Sudahkah Anda mempersiapkan 11 hal yang harus ada di label kemasan makanan? Selain informasi tersebut, jangan abaikan desain yang mampu menggugah selera makan supaya konsumen langsung tertarik membeli produk Anda.
Masih bingung menentukan desain produk kemasan makanan Anda? Jangan khawatir, Anda bisa bekerja sama dengan FruityLOGIC! Kami menyediakan jasa desain kemasan produk yang mampu menghasilkan desain unik untuk produk makanan Anda!
Apabila Anda sudah mempunyai desain label kemasan dan ingin menggantinya, kami bisa melakukan redesign supaya kemasannya terlihat lebih menarik di mata konsumen!