Kamu mungkin mulai sadar ada yang aneh dengan traffic website belakangan ini. Pencarian orang-orang kini berubah drastis.
Audiens tidak lagi rajin mengklik tautan. Mereka lebih memilih bertanya langsung ke AI seperti ChatGPT atau Gemini dan mendapatkan jawaban instan di halaman itu juga.
Ini adalah pergeseran besar yang menantang fondasi publisher, tapi kamu bisa beradaptasi. Mari kita bedah bagaimana pengguna memakai AI dan apa strategi yang perlu kamu siapkan.
Tren Baru Pencarian Informasi
Perilaku audiens adalah kunci pertama yang harus kamu pahami. Cara mereka mencari info tidak lagi sama, dan ada perbedaan besar antara adopsi global dan di Indonesia.
1. Pola Penggunaan AI Global
Banyak orang berinteraksi dengan AI bahkan tanpa mereka sadari. Interaksi pasif ini terjadi misalnya melalui filter spam di email (dipakai 29,5% orang) atau rekomendasi algoritmis di layanan streaming musik.
Sebaliknya, penggunaan yang aktif, seperti sengaja membuka ChatGPT untuk bertanya, frekuensinya masih lebih rendah. Sebuah studi Reuters di enam negara maju menemukan penggunaan harian ChatGPT tertinggi di AS (7%) dan di Inggris hanya 2%.
Ini artinya, AI telah menyatu sebagai layanan latar belakang, tapi perannya sebagai alat produktivitas utama bagi publik masih bertumbuh. Masih ada jendela peluang bagimu untuk memperkuat loyalitas audiens sebelum penggunaan aktif LLM ini menjadi norma.
2. Pola Adopsi AI di Indonesia
Di Indonesia, situasi pasarnya unik. Alasan utama orang mengakses internet adalah untuk “mencari informasi” (83,1%), sebuah fungsi inti yang kini ditantang langsung oleh LLM.
Namun, adopsi di sini menunjukkan adanya ‘ekonomi AI dua kecepatan’. Laporan Jobstreet 2024 mengungkap hanya 38% pekerja di Indonesia yang menggunakan GenAI secara teratur, masih di bawah rata-rata ASEAN (44%).
Kesenjangan ini juga terlihat di level bisnis. Riset AWS menunjukkan 76% bisnis di Indonesia masih memakai AI sebatas untuk efisiensi operasional dasar, dan hanya 10% yang sudah mengintegrasikannya untuk pengambilan keputusan strategis.
Data ini menunjukkan pasar kita masih di tahap awal. Kamu tidak bisa lagi menggunakan strategi konten ‘satu untuk semua’ dan perlu menyesuaikannya berdasarkan tingkat pemahaman audiens.
Ancaman Nyata AI bagi Publisher
Pergeseran perilaku ini bukan sekadar tren. Ini adalah perubahan besar yang punya dampak nyata pada model bisnis yang sudah kamu jalankan selama ini.
1. Krisis Traffic Akibat Zero Click Search
Bagi publisher yang bergantung pada pendapatan iklan dari referral traffic, ini adalah sebuah krisis. Dulu, Google memberi kita daftar tautan biru, namun sekarang fitur seperti Google AI Overviews langsung menyajikan rangkuman jawaban.
Hasilnya, pengguna tidak perlu lagi mengklik ke situs web kamu. Fenomena ini dikenal sebagai zero-click search, dan dampaknya sangat terukur.
Studi dari Authoritas menemukan, ketika Google AI Overviews muncul, click-through rate (CTR) rata-rata menurun 47,5% di desktop. Bahkan Wikipedia melaporkan penurunan pageviews dari pengguna manusia sebesar 8% dari tahun ke tahun.
2. Pertarungan Hak Cipta Konten vs AI
Masalahnya menjadi semakin dalam karena AI dilatih menggunakan data masif dari internet, termasuk jutaan artikel berhak cipta yang kamu produksi. Kasus hukum The New York Times (NYT) melawan OpenAI adalah puncak dari ketegangan ini.
NYT menuduh OpenAI menyalin jutaan artikel mereka secara ilegal untuk melatih model GPT. Argumen utamanya adalah produk AI kini bersaing langsung dan menggantikan layanan mereka, memungkinkan pengguna melewati paywall tanpa pernah mengunjungi situs NYT.
Di sisi lain, OpenAI berargumen bahwa proses ini termasuk fair use (penggunaan wajar) dan bersifat ‘transformatif’, sama seperti manusia yang belajar dari banyak bacaan. Apapun hasilnya, kasus ini akan membentuk aturan main tentang bagaimana konten boleh digunakan untuk melatih AI di masa depan.
Peta Jalan Strategis Publisher di Era AI
Sikap pasif dan menunggu bukanlah pilihan. Kamu harus secara proaktif merancang ulang strategi konten dan bisnismu untuk menghadapi tantangan ini.
1. Beralih Fokus dari SEO ke GEO
Selama ini kita mengenal SEO (Search Engine Optimization), yang fokus utamanya adalah mendapatkan ranking tinggi di daftar pencarian. Sekarang, kita harus mulai mengadopsi paradigma baru: GEO (Generative Engine Optimization).
Tujuan GEO bukan lagi soal ranking tautan, tapi soal bagaimana agar kontenmu dikutip, dirujuk, dan disintesis oleh mesin AI dalam jawaban generatifnya. Ini adalah pergeseran fundamental dari “visibilitas tautan” ke “kredibilitas informasi”.
Strategi ini membutuhkan kolaborasi erat antara tim SEO, PR digital, dan para ahli di bidangmu. Berikut adalah perbedaan utamanya:
Aspek Optimasi | SEO (Paradigma Lama) | GEO (Paradigma Baru) |
Tujuan Utama | Mendapat ranking tinggi (klik). | Agar dikutip dan dirujuk oleh AI. |
Faktor Otoritas | Backlinks dari domain berotoritas. | Brand mentions, kutipan di berbagai platform, reputasi ahli. |
Unit Konten | Halaman web yang dioptimalkan. | Potongan informasi yang jelas (fakta, data, statistik). |
Metrik Sukses | Peringkat kata kunci, organic traffic. | Frekuensi kutipan di jawaban AI, brand search volume. |
2. Ciptakan Konten yang Tidak Bisa Dibuat AI
Di tengah ledakan konten instan buatan AI, keunggulan terbesarmu terletak pada elemen yang tidak bisa direplikasi mesin: otentisitas dan pengalaman.
AI sangat jago membuat rangkuman informasi dasar, jadi kamu tidak bisa bersaing dalam hal kecepatan atau volume. Kamu harus bersaing dalam hal kedalaman dengan fokus pada strategi konten human-centric.
a. Riset Orisinal dan Data Eksklusif
Lakukan survei, wawancara mendalam, atau studi kasus orisinal. Dengan menghasilkan data primer, kamu menciptakan aset informasi unik yang tidak dapat ditemukan AI di tempat lain, sehingga memaksanya merujukmu sebagai sumber utama.
b. Pengalaman Personal dan Anekdot Otentik
Bagikan cerita, tantangan, dan wawasan dari pengalaman langsung (firsthand). Narasi personal yang detail memberikan konteks dan kredibilitas yang tidak bisa dihasilkan oleh AI, yang hanya bisa mensintesis informasi yang sudah ada.
c. Opini Bernuansa dan Sudut Pandang Unik
AI didesain untuk cenderung netral dan menghindari kontroversi. Ini adalah peluang besar bagimu untuk menawarkan analisis tajam, opini yang berani (namun dapat dipertanggungjawabkan), dan perspektif yang memicu pemikiran kritis.
d. Gaya Penulisan yang Hidup
Tulisan AI seringkali terasa kaku, formal, dan steril. Kamu dapat menonjol dengan mengadopsi gaya bahasa percakapan dan emosi yang otentik agar tulisanmu terasa lebih ‘manusiawi’ dan relevan.
3. Evaluasi Ulang Model Bisnis
Penurunan referral traffic yang tak terhindarkan memaksa publisher untuk mengevaluasi kembali ketergantungan pada iklan programmatic. Diversifikasi model bisnis kini menjadi sebuah keharusan.
a. Bangun Hubungan Audiens Langsung
Di dunia di mana distribusi dikontrol platform AI, memiliki hubungan langsung dengan audiens adalah aset paling berharga. Fokuslah membangun daftar newsletter berkualitas, menciptakan komunitas berbayar, atau mengembangkan model langgapan.
b. Jajaki Peluang Lisensi Konten
Seperti yang ditunjukkan kasus NYT, arsip konten berkualitas tinggi milikmu punya nilai besar. Daripada diambil tanpa kompensasi, kamu bisa proaktif mendekati perusahaan AI untuk menegosiasikan perjanjian lisensi konten.
c. Posisikan Diri sebagai Sumber Kebenaran
Salah satu kelemahan terbesar LLM adalah ‘halusinasi’ atau menghasilkan informasi yang salah. Ini adalah peluang emas untuk memposisikan brand-mu sebagai benteng kebenaran dan sumber informasi terverifikasi yang diandalkan audiens.
Kesimpulan
Pergeseran ke interaksi berbasis AI ini memang fundamental dan mengubah cara kerja industri. Publisher yang hanya fokus mengejar volume konten dan traffic iklan kemungkinan besar akan kesulitan bertahan.
Masa depan adalah milik mereka yang mampu membangun kepercayaan, menyajikan analisis mendalam yang otentik, dan memiliki hubungan langsung dengan komunitas audiens mereka. Fokuslah untuk menjadi sumber yang layak dipercaya, bukan sekadar data mentah untuk dilatih AI.
Menghadapi perubahan ini sendirian memang berat. Untuk bisa membangun hubungan audiens langsung dan menerapkan strategi konten baru, kamu perlu platform yang solid. Tim kami siap membantu lewat jasa pembuatan website yang profesional sebagai fondasi utama, serta jasa SEO yang terus beradaptasi dengan tren baru seperti pencarian AI.
