Pernah gak sih Anda merasa email marketing yang Anda kirim cuma jadi pajangan di inbox pelanggan?
Sudah capek-capek kirim email, eh, konversinya gitu-gitu aja. Tenang, Anda gak sendirian kok. Banyak orang yang juga merasakan hal yang sama.
Memang, email marketing masih jadi salah satu cara jitu untuk menjangkau pelanggan. Biayanya pun relatif terjangkau.
Tapi, di tengah gempuran email yang diterima orang setiap harinya, gimana caranya email Anda bisa stand out dan akhirnya menghasilkan konversi?
Kuncinya adalah optimasi! Anda perlu memaksimalkan setiap elemen dalam email marketing Anda.
Tips Meningkatkan Conversion Rate Email Marketing
Yuk, simak 12+ tips berikut yang bisa Anda terapkan untuk mendongkrak konversi email marketing Anda:
1. Buat Subjek Email yang Bikin Penasaran
Subjek email itu ibarat etalase toko online Anda. Kesan pertama itu penting!
Jadi, pastikan subjek email Anda menarik perhatian dan bikin orang-orang penasaran ingin membuka dan membaca isi email Anda.
Gimana caranya? Coba gunakan kalimat yang memancing rasa ingin tahu, misalnya, “Rahasia Sukses [Nama Produk] yang Wajib Anda Tahu!”.
Jangan lupa, personalisasi juga penting. Menyebut nama penerima email bisa membuat mereka merasa lebih spesial, lho. Contohnya, “[Nama], Ada Kejutan Spesial Untukmu!”.
Tawarkan solusi yang menunjukkan bagaimana email Anda bisa membantu menyelesaikan masalah mereka. Contoh: “Kulit Kering? Atasi dengan 5 Tips Mudah Ini”.
Anda juga bisa menciptakan urgensi dengan memberikan kesan penawaran terbatas. Misalnya, “Diskon 50% Cuma Sampai Besok, Nih!”.
Ingat, subjek email harus singkat dan jelas. Hindari yang terlalu panjang, ya. Idealnya, 50 karakter atau kurang supaya terbaca sempurna di HP.
Oh iya, hindari kata-kata yang terkesan spam, seperti “GRATIS”, “PROMO”, “DISKON BESAR”, dan jangan kebanyakan huruf kapital dan tanda seru, ya!
2. Buat Isi Email Lebih Personal
Personalisasi itu bukan cuma soal menyebut nama penerima, lho. Lebih dari itu, Anda harus bisa mengirimkan konten yang memang sesuai dengan kebutuhan dan minat mereka.
Caranya? Anda perlu melakukan segmentasi audiens. Coba kelompokkan audiens Anda berdasarkan demografi, riwayat pembelian, atau kebiasaan mereka saat browsing di website Anda.
Dengan begitu, email yang Anda kirimkan akan lebih tepat sasaran. Contoh, kirim email tentang produk kosmetik khusus wanita ke daftar pelanggan wanita Anda.
Manfaatkan juga data yang Anda miliki tentang pelanggan, seperti produk yang pernah mereka beli atau halaman yang sering mereka kunjungi.
Tawarkan produk yang relevan berdasarkan data tersebut, dan sapa mereka dengan nama agar email terasa lebih personal dan akrab.
3. Ciptakan Rasa Urgensi
Manusia itu cenderung lebih semangat bertindak kalau ada rasa urgensi dan kelangkaan. Nah, Anda bisa memanfaatkan prinsip psikologis ini di email marketing Anda.
Contohnya, berikan penawaran terbatas waktu, “Diskon 50% cuma berlaku 24 jam, lho!”.
Atau, infokan stok terbatas, “Wah, cuma sisa 10 produk, nih!”. Anda juga bisa menambahkan countdown timer di email untuk menunjukkan berapa lama penawaran berlaku.
Bisa juga dengan membuat penawaran eksklusif untuk pelanggan setia, “Spesial untuk Anda yang sudah berlangganan newsletter minimal 3 bulan.”
4. Sertakan Testimoni yang Meyakinkan
Testimoni dari pelanggan yang puas itu bisa meningkatkan kepercayaan calon pembeli, lho. Tapi, jangan asal comot testimoni, ya. Pilih yang relevan dan strategis.
Pastikan testimoni yang Anda gunakan berhubungan dengan produk atau layanan yang sedang Anda tawarkan. Kalau lagi promosi skincare, ya, sertakan testimoni dari pelanggan yang sudah merasakan manfaatnya.
Pilih testimoni yang spesifik dan detail biar lebih meyakinkan. Contohnya, “Setelah pakai serum ini 2 minggu, jerawatku berkurang drastis dan kulit jadi lebih halus!”
Sertakan juga foto dari yang memberikan testimoni biar lebih menarik dan terpercaya. Ingat, jangan berlebihan, cukup 1-2 testimoni yang paling oke saja.
5. CTA (Call to Action) yang Jelas
CTA itu ibarat ajakan pamungkas di email Anda. Tanpa CTA yang jelas, audiens Anda pasti bingung harus melakukan apa selanjutnya.
Gunakan kata kerja yang kuat dan persuasif, seperti, “Beli Sekarang”, “Daftar Sekarang”, “Download Gratis”, “Klaim Diskon Anda”.
Desain CTA juga harus diperhatikan. Buat yang menonjol dengan warna yang kontras dengan background email Anda.
Pastikan ukuran tombol CTA-nya pas, cukup besar dan mudah diklik, apalagi di HP. Pakai teks yang singkat dan jelas, jangan bertele-tele.
Letakkan CTA di tempat yang strategis. Misalnya, di bagian atas email (above the fold) dan ulangi lagi di bagian akhir email.
6. Pastikan Landing Page nya Relevan
Jangan sampai usaha Anda sia-sia setelah audiens mengklik CTA. Pastikan landing page yang dituju sesuai dengan isi email dan CTA-nya.
Misalnya, kalau CTA di email adalah “Beli Produk X”, maka landing page harus mengarah ke halaman produk X tersebut, jangan ke halaman utama website Anda.
Kalau email Anda berisi penawaran diskon 50%, pastikan landing page juga menampilkan informasi diskon tersebut dengan jelas.
Informasi di landing page dan email harus sama, ya. Jangan sampai info diskon atau produk di landing page berbeda dengan yang ada di email.
Landing page yang oke itu harus fokus pada satu tujuan, jangan bikin audiens bingung dengan terlalu banyak pilihan.
Desainnya juga harus bersih dan user-friendly, mudah dinavigasi, dan gak bikin pusing. Loading-nya juga harus cepat, karena landing page yang lambat bisa bikin audiens kabur.
Dan yang gak kalah penting, harus mobile-friendly, alias bisa diakses dengan nyaman di HP.
7. Optimasi Tampilan di Mobile
Anda tahu gak, lebih dari 50% email dibuka di HP, lho! Jadi, kalau email Anda gak mobile-friendly, Anda sudah kehilangan banyak peluang konversi.
Pastikan Anda menggunakan template yang responsif, yang tampilannya bisa menyesuaikan dengan ukuran layar perangkat.
Pilih font yang mudah dibaca. Gunakan ukuran font yang cukup besar dan nyaman dibaca di layar kecil.
Hindari gambar yang terlalu besar, karena bisa bikin email Anda lama dimuat.
Pastikan juga tombol CTA-nya mudah diklik dengan jari. Dan, gunakan subjek email yang singkat agar terbaca sempurna di HP.
8. Segmentasi Email List
Mengirim email yang sama ke semua orang di daftar email Anda itu kurang efektif. Setiap orang kan punya kebutuhan dan minat yang berbeda-beda.
Dengan segmentasi, Anda bisa mengirimkan email yang lebih personal dan relevan.
Anda bisa mengelompokkan audiens berdasarkan demografi (usia, jenis kelamin, lokasi, pekerjaan), riwayat pembelian (produk yang pernah dibeli, frekuensi pembelian), kebiasaan browsing (halaman yang sering dikunjungi, produk yang dimasukkan ke keranjang tapi gak jadi dibeli), atau tingkat engagement (seberapa sering mereka membuka email, mengklik CTA, dll).
9. Manfaatkan Email Automation
Email otomatis itu bisa menghemat waktu dan tenaga Anda, lho. Anda bisa mengatur email otomatis untuk berbagai keperluan.
Misalnya, welcome email yang otomatis terkirim ke subscriber baru.
Atau abandoned cart email, yang dikirimkan ke pelanggan yang sudah memasukkan produk ke keranjang tapi gak menyelesaikan pembelian.
Bisa juga email ucapan ulang tahun yang berisi ucapan selamat dan mungkin penawaran spesial.
Dan, email re-engagement, yang dikirimkan ke subscriber yang sudah lama gak interaksi dengan email Anda.
10. Lakukan A/B Testing
Jangan cuma mengandalkan tebakan dalam membuat email marketing. Lakukan A/B testing untuk mengetahui strategi mana yang paling tokcer.
Anda bisa menguji berbagai elemen, seperti subjek email, isi email, CTA, waktu pengiriman, atau desain email.
11. Sajikan Konten yang Bermanfaat
Jangan melulu kirim email promosi. Sesekali, berikan konten yang bermanfaat bagi audiens Anda.
Misalnya, Anda bisa berbagi tips dan trik yang berkaitan dengan produk atau layanan Anda.
Atau, Anda bisa menulis artikel edukatif yang informatif dan bermanfaat.
Bisa juga membuat video tutorial tentang cara menggunakan produk Anda.
Atau, sajikan informasi yang kompleks dalam bentuk infografis yang menarik dan mudah dipahami.
12. Analisis dan Evaluasi
Selalu pantau performa email marketing Anda, ya. Analisis metrik-metrik penting seperti open rate, click-through rate, dan conversion rate.
Dengan begitu, Anda bisa tahu strategi mana yang berhasil dan mana yang perlu diperbaiki lagi.
13. Atur Frekuensi Pengiriman
Terlalu sering mengirim email bisa bikin audiens Anda merasa terganggu dan akhirnya unsubscribe.
Tapi, terlalu jarang mengirim email juga bisa bikin mereka lupa dengan brand Anda.
Lalu, gimana dong? Anda bisa coba A/B testing untuk menemukan frekuensi yang pas. Coba kirim email dengan frekuensi yang berbeda-beda dan lihat mana yang hasilnya paling oke.
Anda juga perlu memperhatikan industri Anda. Setiap industri biasanya punya frekuensi pengiriman email yang ideal. Coba research dulu, ya!
Atau, Anda bisa memberikan pilihan kepada subscriber untuk menentukan seberapa sering mereka ingin menerima email dari Anda.
14. Pilih Gambar yang Menarik
Gambar bisa membuat email Anda lebih menarik dan mudah dipahami. Tapi, jangan asal comot gambar, ya.
Pastikan gambar yang Anda gunakan relevan dengan produk atau layanan yang Anda tawarkan.
Pilih gambar dengan resolusi yang tinggi biar gak pecah. Tapi, jangan gunakan gambar yang terlalu besar karena bisa bikin email lama dimuat.
Jangan lupa tambahkan alt text, yaitu teks yang akan muncul kalau gambar gagal dimuat.
Kesimpulan
Meningkatkan konversi email marketing memang butuh usaha dan strategi yang jitu.
Dengan menerapkan tips-tips di atas, Anda bisa meningkatkan engagement, membangun hubungan yang lebih dekat dengan audiens, dan tentunya, mendongkrak penjualan!
Ingat, email marketing itu sebuah proses yang berkelanjutan. Jadi, teruslah belajar, bereksperimen, dan beradaptasi dengan perubahan, ya.
Dengan begitu, Anda bisa memaksimalkan potensi email marketing untuk mengembangkan bisnis Anda.