FruityLOGIC

Table of Content
Improved Table of Contents with Hierarchy and Visual Indicators

    6 Tips Membuat Kemasan Produk Agar Jualan Makin Laris

    6 Tips Membuat Kemasan Produk Agar Jualan Makin Laris

    Apa itu Kemasan Produk?

    Saat kita berbelanja di supermarket atau melihat produk di marketplace, hal pertama yang menarik perhatian kita adalah kemasan produk.

    Kemasan produk bukan sekedar pembungkus atau wadah yang melindungi isi di dalamnya.

    Di zaman modern ini, kemasan telah berevolusi menjadi media komunikasi yang menyampaikan nilai dan identitas sebuah brand kepada calon pembeli.

    Mengapa Kemasan Produk itu Penting untuk Bisnis Anda?

    Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, kemasan produk memainkan peran yang sangat penting.

    Bayangkan produk Anda berada di rak toko bersama puluhan produk sejenis lainnya. Tanpa kemasan yang menarik, produk Anda akan sulit mendapatkan perhatian konsumen.

    Penelitian menunjukkan bahwa 74,2% konsumen mengaku keputusan pembelian mereka dipengaruhi oleh kemasan.

    Selain itu, kemasan yang baik juga melindungi produk selama proses distribusi dan penyimpanan, sekaligus menjadi media promosi yang efektif untuk membangun brand awareness.

    6 Langkah Mudah Membuat Kemasan Produk Anda menjadi Lebih Menarik

    1. Sesuaikan Bahan Kemasan dengan Jenis Produk

    Saat memulai bisnis, kami sering melihat banyak pebisnis pemula terlalu fokus pada desain, tapi lupa mempertimbangkan bahan kemasan yang tepat.

    Padahal, memilih bahan yang salah bisa berakibat fatal – produk rusak, bau kemasan yang mencemari rasa, atau kemasan yang gampang penyok saat pengiriman.

    Kalau Anda menjual makanan atau minuman, perhatikan karakteristik produk Anda. Makanan kering seperti keripik atau cookies membutuhkan kemasan yang kedap udara agar tetap renyah.

    Plastik food grade berbahan PP atau PET adalah pilihan paling umum dan terjangkau.

    Tapi untuk produk premium seperti kopi speciality, kami sangat menyarankan menggunakan kemasan aluminium foil dengan valve.

    Meski harganya lebih mahal, kemasan ini bisa menjaga aroma dan kesegaran kopi lebih lama.

    Untuk bisnis fashion atau aksesoris, box karton rigid masih menjadi pilihan terbaik.

    Pengalaman kami mengirim ribuan paket fashion menunjukkan bahwa box jenis ini paling tahan bantingan kurir.

    Triknya, pilih ketebalan minimal 3mm dan tambahkan layer busa tipis di dalamnya.

    Untuk pakaian yang tidak mudah kusut, paper bag kraft dengan ketebalan 150gsm sudah cukup memadai.

    Bonus, kemasan ini ramah lingkungan dan disukai konsumen muda yang peduli sustainability.

    Produk kecantikan butuh pertimbangan khusus. Kami pernah melihat serum yang teroksidasi karena menggunakan kemasan botol biasa.

    Untuk produk seperti ini, investasikan pada botol airless pump. Ya, memang lebih mahal 30-40% dari botol biasa.

    Tapi percayalah, konsumen rela membayar lebih untuk produk yang terjaga kualitasnya.

    2. Buat Desain yang Sederhana tapi Menarik

    Buat Desain yang Sederhana tapi Menarik

    “Less is more” – prinsip ini selalu relevan dalam desain kemasan.

    Dari pengalaman mendesain ratusan kemasan, kami menemukan bahwa kemasan yang terlalu ramai justru membuat produk terlihat murahan.

    Bayangkan Anda sedang belanja di supermarket.

    Di antara puluhan produk sejenis, mata Anda pasti tertuju pada kemasan yang clean dan mudah dibaca, bukan?

    Itulah yang harus Anda terapkan. Pilih maksimal dua jenis huruf – satu untuk nama brand dan satu untuk informasi produk.

    Misalnya, kombinasi Montserrat Bold untuk nama brand dan Helvetica untuk informasi produk.

    Bagian yang sering dilupakan adalah hirarki informasi.

    Aturannya simple: buat nama brand atau produk cukup besar hingga terbaca dari jarak 1 meter.

    Informasi penting seperti varian atau berat bersih letakkan di bagian yang langsung terlihat.

    Sisanya seperti komposisi atau cara pakai bisa diletakkan di bagian belakang atau samping.

    3. Gunakan Warna yang Sesuai Target Pasar

    Pemilihan warna bisa membuat atau menghancurkan sebuah kemasan.

    Kami pernah menangani brand skincare yang penjualannya naik 40% hanya dengan mengubah warna kemasan dari pink ke putih-gold.

    Kenapa? Karena target market mereka adalah wanita karir 25-35 tahun yang menginginkan produk dengan kesan premium dan profesional.

    Tapi ini bukan berarti Anda harus selalu menggunakan warna-warna ‘aman’.

    Untuk produk makanan ringan anak-anak misalnya, kombinasi warna cerah seperti kuning-oranye sangat efektif menarik perhatian.

    Yang penting, pastikan pemilihan warna sejalan dengan karakter produk dan ekspektasi target market Anda.

    4. Sesuaikan Gaya Desain dengan Karakteristik Pembeli

    Kami selalu bilang ke klien: “Kemasan yang bagus adalah kemasan yang membuat target market merasa produk ini dibuat khusus untuk mereka.”

    Kalau Anda menyasar Gen-Z, mereka sangat mengapresiasi kemasan yang Instagram-worthy dan memiliki nilai entertainment.

    Tambahkan QR code yang mengarah ke filter Instagram atau playlist spotify yang relate dengan produk Anda.

    Di sisi lain, professional atau eksekutif muda lebih tertarik pada kemasan minimalis dengan informasi yang straight-forward.

    Mereka menghargai efisiensi dan kesan premium.

    Untuk segmen ini, kami sering menyarankan penggunaan warna monokrom dengan aksen metalik subtle.

    5. Tambahkan Informasi yang Benar-benar Dibutuhkan

    Kesalahan klasik yang sering kami temui adalah menjejalkan terlalu banyak informasi di kemasan.

    Akibatnya? Kemasan jadi terlihat crowded dan justru membingungkan konsumen. Solusinya, buat daftar prioritas informasi:

    Level 1 (Harus langsung terlihat):

    • Nama brand & produk
    • Varian/jenis produk
    • Berat bersih

    Level 2 (Penting tapi bisa di bagian sekunder):

    • Komposisi
    • Cara pakai
    • Kode BPOM
    • Tanggal kadaluarsa

    Level 3 (Informasi tambahan):

    • Story telling brand
    • Social media
    • Tips penggunaan

    Pro tip: Untuk informasi detail, manfaatkan QR code yang mengarah ke website atau landing page produk Anda.

    6. Perhatikan Aspek Praktis dan Pengalaman Pengguna

    Mari bicara pengalaman nyata. Kami pernah membeli hand cream dengan kemasan super cantik, tapi tutupnya sangat susah dibuka.

    Hasilnya? Meski suka produknya, kami tidak repurchase karena frustrasi dengan kemasannya.

    Inilah pentingnya test packaging sebelum produksi massal.

    Kirim sampel ke 10-15 orang dengan karakteristik berbeda – dari remaja sampai lansia. Minta mereka mencoba:

    • Membuka dan menutup kemasan
    • Menyimpan produk dalam berbagai kondisi
    • Membawa produk dalam tas (untuk produk yang sering dibawa-bawa)

    Dengarkan feedback mereka dan lakukan penyesuaian.

    Percayalah, investasi di tahap ini jauh lebih murah daripada harus me-recall produk atau kehilangan customer karena masalah kemasan.

    Dan yang paling penting: jangan pernah berhenti berinovasi dengan kemasan Anda.

    Tren dan preferensi konsumen selalu berubah. Kemasan yang sukses adalah yang bisa beradaptasi dengan perubahan ini sambil tetap mempertahankan identitas brand.

    RELATED POST

    Leave a Comment

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Card Acak
    HUBUNGI KAMI
    Kartu Layanan
    Download Buku
    Company Profile
    Download Gambar Layanan
    Scroll to Top