FruityLOGIC

Table of Content

    Web Development: Definisi, Manfaat, dan Proses Pembuatan

    Close-up image of programer working at his desk in office

    Tidak ada salahnya Anda mulai mempertimbangkan untuk membuat website untuk perusahaan. Pasalnya, hampir semua orang mempunyai website pada saat ini. Bukan hanya perusahaan startup atau perusahaan besar, orang pribadi seperti blogger maupun bisnis kecil juga mulai membuat website

    Bagi mereka, media sosial tidak cukup untuk menunjukkan eksistensi di dunia maya. Mereka memerlukan website sebagai sarana untuk menunjukkan karya maupun keahlian mereka dalam bidang yang ditekuni.

    Melihat fenomena di atas, tentu Anda makin tertarik melakukan website development untuk perusahaan maupun keperluan pribadi, bukan?

    Barangkali Anda sudah mempunyai rencana atau desain untuk website impian, tetapi masih bingung saat mengembangkannya.

    Anda juga mungkin masih bingung apa saja proses yang harus dilakukan dalam web development. Jangan khawatir, Anda akan menemukan jawabannya dalam artikel ini. Yuk, simak sampai selesai!

    Pengertian Web Development

    Apa yang dimaksud web development? Web development pada dasarnya adalah proses pengembangan website, mulai dari merancang, membuat, hingga mengelola dan maintenance agar website tetap berjalan lancar.

    Prosesnya mencakup beberapa hal teknis seperti pengodean, pemrograman, dan pengembangan beberapa fitur yang terdapat pada website.

    Sederhananya, web development dapat diartikan sebagai proses pengembangan website dari tahap perencanaan (desain) sampai website tersebut siap ditayangkan. Proses ini melibatkan berbagai kegiatan teknis yang memastikan website berfungsi optimal dan sesuai dengan kebutuhan pengguna.

    Bukan hanya halaman website yang membutuhkan development. Istilah web development juga bisa Anda terapkan pada pembuatan aplikasi online.

    Artinya, web development diperlukan juga ketika Anda ingin membuat sistem e-commerce online, portal perusahaan atau pendidikan yang berbasis web, atau sekadar dashboard untuk menganalisis kinerja bisnis.

    Ruang Lingkup Web Development

    Ruang lingkup web development terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: 

    • Front-end development yang mengutamakan pengembangan tampilan website.
    • Back-end development yang lebih fokus pada pengembangan server, database, hingga keamanan website.
    • Full-stack development yang merupakan kombinasi antara front-end dan back-end development

    Fakta di lapangan menunjukkan bahwa pekerjaan web development sering dipisahkan menjadi tiga kategori berdasarkan ruang lingkup di atas.

    Walaupun banyak perusahaan Indonesia yang mempekerjakan full-stack developer, ada juga yang memilih merekrut front-end developer dan back-end developer secara terpisah.

    Alasannya, pekerjaan di bidang full-stack development cukup luas dan baik back-end maupun front-end development membutuhkan skill dan expertise yang mumpuni untuk menghasilkan website yang berkualitas.

    Lantas, apa saja tugas web developer pada umumnya? Tugas mereka tidak terbatas pada coding. Mereka bertanggung jawab supaya performa website Anda tetap berjalan optimal, bahkan sejak proses pembuatannya.

    Artinya, website developer juga harus melakukan maintenance agar website tetap aman. Mereka juga memastikan kecepatan loading supaya tetap optimal serta fitur yang tersedia pada website  tersedia sehingga bisa memenuhi kebutuhan pengunjungnya.

    Itulah mengapa website developer bukanlah pekerjaan yang berakhir setelah proyek pembuatan website telah selesai. Mereka harus terus bekerja agar bisa menghasilkan website yang mampu menunjukkan brand awareness bisnis serta menghasilkan konversi atau transaksi dengan website tersebut.

    Perbedaan Web Development dan Web Design

    Dalam pembuatan web, ada juga istilah web design yang sering disalahartikan dengan web development. Keduanya memang merupakan bagian dari pembuatan website, tetapi mempunyai tahapan kerja yang berbeda. Nah, agar Anda tidak salah paham, kita akan membahas perbedaannya di bagian ini.

    Web design merupakan proses awal dalam pembuatan website. Pada tahap ini, Anda mendesain tampilan utama sebuah web untuk meningkatkan pengalaman pengguna alias user experience (UX).

    Tugasnya adalah membuat layout website, memilih palet warna, menentukan font, dan mendesain berbagai elemen grafis lainnya agar tampilan website tetap menarik dan mudah digunakan. Web designer menggunakan tools seperti Adobe XD, Figma, atau Sketch ketika bekerja.

    Berbeda dengan web design, web development merupakan proses yang teknikal. Web development lebih berfokus pada menciptakan operasional website.

    Prosesnya menggunakan coding dengan berbagai bahasa pemrograman seperti HTML, CSS, JavaScript serta back-end tools seperti PHP, Python, atau Node.js. Selain itu, web developer bertugas supaya setiap elemen website berjalan sesuai fungsinya, mulai dari navigasi, formulir, dan berbagai fitur lainnya.

    Terlepas dari perbedaannya, keduanya memang saling berkaitan, bahkan saling melengkapi satu sama lain. Website yang aman dan berfungsi dengan baik memang tidak ada artinya tanpa kehadiran web designer untuk merancang tampilannya.

    Pengunjung tidak akan bertahan meskipun website-nya tergolong cepat atau tidak ada virus, karena tampilan website yang buruk membuat mereka susah mencerna informasi yang tersedia di dalamnya.

    Begitu pula web design. Walaupun tampilan website Anda sudah dinilai estetis, pengunjung tetap akan meninggalkannya karena kecepatan loading yang lambat.

    Apalagi jika website Anda dirancang untuk e-commerce, web development diperlukan supaya website tetap aman dalam proses pembayaran maupun menyimpan informasi pelanggan di samping tampilan User Interface (UI) yang mampu memikat mata.

    Peran Web Development dalam Bisnis Digital

    Barangkali Anda masih berpikir, “mengapa saya membutuhkan web development untuk bisnis?”. Jawabannya sederhana, web development memiliki peran yang signifikan. Web development hadir agar Anda bisa membuat website yang mampu merepresentasikan perusahaan.

    Website tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga aset berharga yang dapat menjangkau audiens Anda tanpa batas geografis.

    Oleh karena itu, Anda membutuhkan website yang optimal supaya bisnis Anda bisa meningkatkan engagement dengan pelanggan sekaligus memperluas pasar melalui dunia maya. Apabila sudah banyak pengunjung, peluang konversi penjualan pun meningkat drastis.

    Lebih dari itu, web development yang baik juga bermanfaat supaya Anda bisa menyajikan informasi produk dengan cara yang profesional dan terstruktur.

    Website Anda pun memberikan kesan positif kepada calon pelanggan serta membangun kepercayaan mereka terhadap brand Anda.

    Kredibilitas website yang tinggi dan didukung oleh performa website yang responsif serta mudah diakses mampu mempertahankan loyalitas pelanggan serta memperkuat citra perusahaan Anda.

    Jenis-Jenis Web Development

    Seperti yang dibahas sebelumnya, ruang lingkup web development terbagi menjadi tiga, yaitu front-end, back-end, dan full-stack. Tiga jenis web development tersebut akan dibahas lebih lengkap pada bagian ini.

    1. Front-End Development

    Front-end development merupakan proses pengembangan tampilan website yang dilihat langsung oleh pengguna atau pengunjung.

    Tanggung jawab front-end developer adalah menerapkan desain yang sudah dibuat menjadi kode agar desain website-nya berfungsi di browser.

    Selain itu, mereka juga harus memastikan agar website mempunyai tampilan yang menarik, responsif, dan mampu memberikan pengalaman pengguna yang optimal.

    Bahasa pemrograman yang digunakan dalam front-end development meliputi HTML, CSS, dan JavaScript.

    HTML (HyperText Markup Language) berfungsi sebagai kerangka dasar website, CSS (Cascading Style Sheets) digunakan untuk mengatur tampilan visual, sementara JavaScript memungkinkan interaktivitas dinamis.

    Framework seperti React, Vue.js, atau Angularjs sering digunakan agar pengembangan tampilan website terlihat lebih modern dan efisien. Dengan framework ini, front-end developer bisa menghasilkan desain website yang responsif di berbagai perangkat, mulai dari desktop hingga mobile.

    2. Back-End Development

    Apabila front-end development lebih fokus pada tampilan website, back-end development mempunyai lingkup tugas yang berbeda. Back-end development berfokus pada sisi server dan logika di balik layar website.

    Back-end developer bertanggung jawab dalam pengolahan data, pembuatan server dan hosting, hingga manajemen database supaya website-nya berjalan lancar.

    Bahasa pemrograman yang digunakan dalam back-end development juga berbeda, meliputi PHP, Python, Ruby, dan Java.

    PHP sering digunakan dalam pengembangan website berbasis CMS seperti WordPress, sedangkan Python dan Django banyak digunakan untuk aplikasi berbasis data dan kecerdasan buatan.

    Framework seperti Node.js juga digunakan supaya back-end developer bisa mengembangkan website dengan JavaScript.

    Dalam proses ini, back-end developer mengutamakan keamanan data serta kecepatan akses website. Selain itu, mereka juga menjaga agar server tetap stabil. Intinya, back-end developer bertanggung jawab supaya sistem back-end tetap efisien serta bisa menangani traffic pengguna yang tinggi.

    Singkatnya, front-end berfokus pada UI/UX website, sedangkan back-end memastikan agar proses operasional website berjalan lancar.

    3. Full Stack Development

    Bagaimana dengan full-stack development? Jenis web development ini merupakan kombinasi front-end dan back-end development.

    Karena pekerjaannya mencakup front-end dan backend, front-end developer bertanggung jawab dalam mengembangkan seluruh bagian dalam website, mulai dari sisi tampilan hingga bagian server.

    Full-stack developer harus memahami berbagai teknologi, bahasa pemrograman, serta tools yang digunakan dalam proses pengembangan website.

    Contoh teknologi yang sering digunakan oleh full-stack developer meliputi kombinasi React.js untuk front-end dan Node.js atau Laravel untuk back-end.

    Selain pemahaman teknis yang luas, full-stack developer juga harus mengoordinasikan seluruh tahapan pengembangan website.

    Mereka memastikan setiap komponen dapat berfungsi, mulai dari tampilan interface hingga pemrosesan data di server.

    Tidak heran jika full-stack developer dituntut untuk mempunyai kemampuan leadership, apalagi dalam timnya terdapat front-end developer dan back-end developer.

    Bagi bisnis berskala kecil atau menengah, Anda bisa merekrut full-stack developer tanpa harus merekrut lebih banyak spesialis. Full-stack developer lebih fleksibel sehingga bisa menangani tampilan sekaligus aspek teknis website Anda.

    4. No-Code Development

    Selain ketiga jenis pengembangan website di atas, ada juga pendekatan yang semakin populer, yaitu no-code development. Sesuai namanya, jenis pengembangan ini memungkinkan pembuatan website tanpa perlu menulis kode sama sekali.

    Dalam no-code development, Anda menggunakan platform atau alat visual yang menyediakan antarmuka drag-and-drop. Melalui antarmuka ini, Anda bisa menyusun elemen-elemen website seperti teks, gambar, tombol, dan formulir, serta mengaturnya sesuai kebutuhan.

    Berbagai platform no-code seperti Wix, Squarespace, atau Webflow menyediakan berbagai template siap pakai yang bisa disesuaikan. Anda cukup memilih template yang sesuai dengan brand dan tujuan website Anda, lalu memodifikasinya sesuai keinginan.

    Keunggulan utama no-code development adalah kemudahan penggunaannya. Anda tidak perlu memiliki keahlian pemrograman untuk membuat website yang fungsional dan menarik. Hal ini sangat cocok bagi pemilik bisnis kecil, blogger, atau siapa pun yang ingin membuat website dengan cepat dan efisien.

    Namun, perlu diingat bahwa no-code development juga memiliki keterbatasan. Tingkat kustomisasi yang bisa dilakukan mungkin tidak sebanyak pada pendekatan coding manual. Selain itu, jika Anda memiliki kebutuhan yang sangat spesifik atau kompleks, no-code development mungkin tidak bisa memenuhinya.

    Meskipun begitu, no-code development tetap menjadi alternatif yang menarik dan layak dipertimbangkan, terutama bagi mereka yang ingin membuat website dengan cepat dan tanpa harus belajar coding.

    Proses Pembuatan Website

    Sudahkah Anda memahami apa itu website development? Jika sudah, kita akan lanjut pada pembahasan berikutnya, yaitu proses pembuatan website. Ada empat proses yang dilakukan dalam pembuatan website, yaitu:

    1. Riset dan Analisis Kebutuhan

    Pertama, Anda harus melakukan riset dan analisis kebutuhan website.

    Mulailah dengan menentukan tujuan pembuatan website, seperti meningkatkan brand awareness melalui website company profile, menjual produk sehingga harus menggunakan website e-commerce, atau hanya memberikan informasi mengenai layanan perusahaan Anda. 

    Kenali juga target audiens pengunjung website Anda sebagai bagian dari riset pasar. Pahami kondisi demografi, preferensi, dan kebutuhan apa yang mereka cari dari website Anda.

    Riset pasar ini juga mencakup analisis kompetitor supaya Anda bisa mendapatkan insight mengenai apa saja fitur dari website mereka yang bisa ditingkatkan dalam website Anda.

    Di sini, Anda perlu berdiskusi dengan stakeholder perusahaan. Setelah berdiskusi, Anda bisa melakukan survei pasar dan mulai pengumpulan data agar bisa menyusun guideline proyek pengerjaan website Anda.

    Lakukanlah tahap ini dengan matang supaya Anda bisa membuat website yang bisa memenuhi ekspektasi audiens, tetapi juga menjadi sarana pemasaran bisnis.

    2. Perancangan dan Desain

    Setelah selesai melakukan riset, barulah Anda mulai melakukan website designing. Anda bisa mulai dengan membuat wireframe, yaitu kerangka kerja visual yang menggambarkan struktur dasar halaman website.

    Wireframe berfungsi supaya Anda bisa memahami tata letak elemen utama seperti menu, gambar, dan teks pada website.

    Apabila wireframe yang dibuat sudah sesuai, Anda bisa lanjut ke pembuatan prototipe yang mendekati desain akhir.

    Komponen dalam prototipe terdiri dari UI dan UX. UI diperlukan agar tampilan website tetap terlihat menarik, sedangkan UX berguna supaya kenyamanan pengunjung website tetap terjaga.

    Secara keseluruhan, desain yang dibuat harus mencerminkan identitas brand Anda. Maka dari itu, pilihlah warna, tipografi, dan elemen visual lainnya yang benar-benar identik dengan brand image perusahaan Anda.

    Dalam tahap ini, bukan hanya web designer yang bekerja, tetapi juga web developer. Pasalnya, desain yang dibuat oleh web designer harus bisa diterjemahkan dengan coding dalam proses pengembangannya.

    3. Pengembangan Website

    Berikutnya, web developer mulai melakukan coding dari desain yang telah dibuat. Baik front-end developer, back-end developer, maupun full-stack developer, semuanya terlibat dalam proses pengembangan ini dengan bahasa pemrograman dan framework-nya masing-masing. 

    Perlu diingat bahwa front-end developer dan back-end developer menggunakan bahasa pemrograman yang berbeda tergantung tugasnya, tetapi full-stack developer perlu menguasai bahasa pemrograman yang digunakan dalam front-end dan back-end.

    Selain bahasa pemrograman, mereka juga harus menggunakan framework dan library seperti React agar proses website development makin lancar.

    Proses pengembangannya dimulai dengan membangun UI, kemudian mengintegrasikan beberapa fitur yang dibutuhkan dalam website, seperti formulir kontak, sistem login, dan pengelolaan database.

    Setiap elemen tersebut harus diuji secara berkala supaya tetap bisa bekerja di berbagai browser dan device. Website harus didesain sebaik mungkin supaya mampu menangani volume traffic yang tinggi.

    4. Implementasi dan Testing

    Terakhir, website yang sudah selesai dikembangkan akan melalui tahap implementasi dan testing. Proses terakhir ini sebenarnya terbagi lagi menjadi beberapa langkah kerja. Langkahnya dimulai dari upload website yang sudah selesai dikembangkan ke server staging untuk melakukan uji coba. 

    Beberapa aspek yang dinilai dalam uji coba adalah performa, kompatibilitas, fungsionalitas, dan keamanan website.

    Semua fitur juga harus diperiksa agar bekerja sesuai fungsinya serta mencegah bug yang bisa saja muncul. Selain itu, UX juga harus diuji supaya website mempunyai navigasi yang mulus dan tidak membuat pengguna bingung ketika mengaksesnya.

    Setelah semua masalah diperbaiki, barulah website dipindahkan ke server live untuk peluncuran. Tahap ini juga mencakup monitoring awal untuk memastikan website beroperasi dengan baik setelah digunakan secara real-time oleh pengguna.

    Inilah mengapa tugas website developer tidak berhenti dalam pembuatan website saja, tetapi terus bekerja selama website Anda berjalan.

    Manfaat Web Development untuk Bisnis

    Web development memberikan manfaat yang signifikan bagi bisnis Anda. Berikut beberapa manfaat yang bisa didapatkan dengan menerapkan web development yang baik.

    1. Peningkatan Brand Image

    Website profesional dapat meningkatkan brand image perusahaan di dunia maya. Desain yang menarik dan fungsionalitas yang optimal dapat meningkatkan kredibilitas bisnis Anda di mata pelanggan.

    Brand image yang baik mampu mendorong kepercayaan pelanggan serta meningkatkan peluang konversi, terutama bagi bisnis yang mengandalkan platform digital sebagai saluran utama pemasaran.

    2. Kemudahan Mengelola Konten

    Web development yang baik dapat memudahkan bisnis dalam mengelola konten. Penggunaan Content Management System (CMS) memudahkan Anda dalam memperbarui informasi dan konten yang sudah ada secara berkala.

    Tidak hanya itu, konten yang dibuat bisa dioptimasi dengan strategi Search Engine Optimization (SEO) agar website Anda mudah ditemukan di SERP Google.

    Konten harus terus-menerus diperbarui agar tetap relevan supaya audiens lebih tertarik serta mampu mendatangkan traffic.

    3. Performa Website yang Optimal

    Web development yang mumpuni dapat menghasilkan performa yang optimal. Seperti apa ciri-cirinya? Website Anda mempunyai waktu loading yang cepat serta mampu dioperasikan di berbagai perangkat.

    Selain itu, navigasi website juga harus mulus supaya pengalaman pengunjung tetap nyaman. Performa yang optimal bisa mencegah bounce rate yang tinggi sehingga pelanggan tetap mau menjelajahi website Anda.

    Tips Memilih Web Developer

    Adakalanya Anda ingin merekrut web developer untuk bekerja secara in-house maupun mempekerjakan seseorang dari digital agency.

    Tentunya Anda harus mempunyai kriteria yang harus dipenuhi supaya web developer bisa memenuhi ekspektasi Anda. Kami berikan tiga tips memilih web developer yang bisa Anda ikuti di bawah ini.

    1. Pertimbangan Portofolio

    Periksa portofolio web developer untuk menilai kualitas pekerjaan mereka. Portofolio yang baik mencerminkan kemampuan dan pengalaman mereka dalam mengembangkan berbagai jenis website.

    Pastikan web developer memiliki pengalaman dalam mengerjakan proyek yang serupa dengan bisnis Anda agar hasil yang diperoleh lebih sesuai kebutuhan dan ekspektasi.

    2. Keahlian yang Dibutuhkan

    Pastikan web developer memiliki keahlian sesuai jenis website yang ingin Anda buat. Keahlian tersebut mencakup penguasaan bahasa pemrograman, framework, dan tools yang dibutuhkan dalam proses web development.

    Nah, Anda harus bisa menyampaikan kebutuhan bisnis dengan jelas agar web developer bisa memberikan solusi terbaik dengan skills yang dimiliki.

    3. Anggaran dan Timeline

    Diskusikan anggaran dan timeline proyek sejak awal. Pilih web developer yang mampu menyelesaikan proyek sesuai jadwal dan anggaran yang telah disepakati tanpa mengorbankan kualitas akhir website Anda.

    Buatlah kesepakatan yang jelas supaya proyek terus berjalan lancar dan hasil akhirnya bisa memenuhi ekspektasi bisnis Anda!

    RELATED POST

    Leave a Comment

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    HUBUNGI KAMI
    Download Buku
    Company Profile
    Download Gambar Layanan
    Scroll to Top